Minggu, 08 Desember 2019

AKIBAT MENDUSTAKAN RASUL ALLAH

Tadarus Surah al-Mukminun ayat 48:

فَكَذَّبُوهُمَا فَكَانُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْلَكِينَ

“Maka mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka termasuk orang yang dibinasakan.”

Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wata'ala mengisahkan bahwa Fir'aun dan para pembesar kerajaannya tetap mendustakan dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun alaihimas salam, meskipun beliau berdua telah menunjukkan bukti kerasulannya yang berupa 9 macam mukjizat anugerah Allah untuk beliau berdua.

Oleh karena itu, akhirnya Fir'aun dan seluruh bala tentaranya dibinasakan oleh Allah Subhanahu wata'ala dengan cara ditenggelamkan di dalam laut Merah, dan tidak ada seorang pun yang selamat dari azab Allah tersebut.

Mungkin kita tidak termasuk orang yang mendustakan rasul Allah, tapi yang perlu menjadi bahan introspeksi kita, sudahkah kita membuktikan keimanan kita kepada Allah dan rasul-Nya dengan ketaatan yang memadai?  Semoga kita selalu mendapat pertolongan Allah dalam menjalani hidup ini yang sesuai dengan agama-Nya. Aamiin.

Wallahua'lam. Semoga bermanfaat.

MENOLAK DAN MENDUSTAKAN RASUL-RASUL ALLAH

Tadarus Surah al-Mukminun ayat 47:

فَقَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ لِبَشَرَيْنِ مِثْلِنَا وَقَوْمُهُمَا لَنَا عَٰبِدُونَ

“Maka mereka berkata, “Apakah (pantas) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?”

Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wata'ala mengisahkan bahwa Fir'aun dan para pembesar kerajaannya menolak dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun karena mereka menganggap bahwa tidak pantas manusia biasa dan dari kelas rendah dlm pandangan mereka, mengaku sebagai utusan Allah, meskipun beliau berdua membawa mukjizat sebagai bukti nyata kerasulannya.

Pola pikir seperti ini juga dipakai oleh Kaum Quraisy dalam menentang dakwah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Mereka menyamakan antara misi kerasulan yang berdasarkan keikhlasan, kepercayaan, dan kejujuran, dengan jabatan duniawi yang didasarkan pada kepangkatan dan kekayaan.

Mereka beranggapan bahwa rasul itu harus orang kaya dan berpengaruh. Padahal seorang rasul itu semata-mata karunia Allah yang sudah ditetapkan sejak zaman Azali.

Semoga kita benar-benar menjadi orang yang beriman dan mendukung rasul-rasul Allah.

Wallahua'lam. Semoga bermanfaat.

Jumat, 29 November 2019

BELAJAR ILMU AGAMA


عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه أنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ أَوْ عَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dunia dan seluruh isinya dilaknati, kecuali dzikir mengingat Allah, taat pada-Nya (mau mengikuti tuntunan, pen.), orang yang berilmu (seorang alim) atau orang yang belajar ilmu agama.” (HR Ibnu Majah, no. 4112; Tirmidzi, no. 2322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

*Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:*

Secara umum manusia itu jalan hidupnya tercela dan merugi karena hanya berorientasi kepada dunia.  Yang selamat adalah mereka yang berorientasi akhirat, tidak lupa dunia. Mereka itu (semoga termasuk kita) orang yang rajin berdzikir, yang beribadah pada Allah, seorang alim, atau yang mau belajar atau mendalami agama.

Kesimpulannya jika ingin selamat maka jadilah bagian dari empat orang berikut ini:
-Orang yang rajin berdzikir
-Orang yang beribadah sesuai tuntunan
- Orang yang ‘alim (berilmu)
- Orang yang mau belajar.

Dari Al-Hasan Al-Bashri, dari Abu Ad-Darda’, ia berkata,

كُنْ عَالِمًا ، أَوْ مُتَعَلِّمًا ، أَوْ مُسْتَمِعًا ، أَوْ مُحِبًّا ، وَلاَ تَكُنْ الخَامِسَةَ فَتَهْلَكُ. قَالَ : فَقُلْتُ لِلْحَسَنِ : مَنِ الخَامِسَةُ ؟ قال : المبْتَدِعُ

“Jadilah seorang alim atau seorang yang mau belajar, atau seorang yang sekedar mau dengar, atau seorang yang sekedar suka, janganlah jadi yang kelima.”

Humaid berkata pada Al-Hasan Al-Bashri, yang kelima itu apa. Jawab Hasan, “Janganlah jadi ahli bid’ah (yang beramal asal-asalan tanpa panduan ilmu, pen.) (Al-Ibanah Al-Kubra karya Ibnu Batthah)


*Ayat - ayat Alquran yang berkaitan dengan Tema ini:*

1- Ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan atau hanya sekedar menyinggung tentang keutamaan menuntut ilmu agama,

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. [At-taubah :122]

2- Sesungguhnya barang siapa yang berendah diri terhadap perintah Allah, niscaya Allah akan meninggikan kedudukannya dan mengharumkan namanya.

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11)

Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.

Rabu, 02 Oktober 2019

ANAK SEBAGAI AHLI WARIS

Surah An-Nisa' ayat 11, bagian 1:

*يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنثَيَيْنِ فَإِن كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ وَإِن كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ*

*_Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta._*

*Catatan:*
1) Anak merupakan salah satu ahli waris utama. Mereka tidak akan terdinding (terhalangi) oleh ahli waris yang lain.

2) Anak laki-laki merupakan ahli waris ashobah, yang mewarisi semua harta atau sisa harta, setelah diambilnya untuk ahli waris dengan bagian tertentu.

3) Anak perempuan merupakan ahli waris shohibul fardh, dengan bagian tertentu.

4) Bagian (fardh) anak perempuan adalah 1/2 kalau hanya 1 orang; 2/3 kalau anak pr itu berdua, bertiga atau lebih.

5) Anak perempuan menjadi ahli waris ashobah pula karena adanya anak laki-laki (ashobah bighoirih). Semua anak laki-laki dan anak perempuan itu menjadi ahli waris ashobah, dengan perbandingan untuk anak lk 2, untuk anak pr 1.

6) Penyebutan hubungan keluarga dalam ilmu faraidh ini adalah semuanya dikaitkan dengan si mayit.

Wallahu a'lam bishshowab

MEMAKAN HARTA ANAK YATIM

Surah An-Nisa, ayat 10:

إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

Catatan:

Ayat ini memperingatkan bahwa memakan harta anak secara zalim adalah dosa besar. Secara zalim berarti secara batil.

Contoh kasus memakan harta anak yatim: Seseorang meninggal dengan meninggalkan beberapa anak. Harta peninggalannya terutama menjadi hak anak-anaknya. Tapi karena anak-anak yatim itu belum dewasa harta belum dibagi atau belum diserahkan. Selama belum diserahkan itu, orang dewasa memegang, mengurus, dan juga memakan sebagian harta itu. Malah ada pula yang menguasainya. Inilah yang termasuk memakan secara zalim.

Dalam kasus ini tindakan yang bijaksana dari keluarga yang dewasa adalah secara musyawarah dan mengikuti hukum Islam, lebih afdhol ditetapkan oleh hakim agama Islam, membagikan harta peninggalan itu kepada anak-anaknya, namun penyerahannya ditunda sampai anak-anak yatim itu dewasa dan mampu mengurus harta. Selama belum diserahkan, harta diurus oleh kerabat terdekatnya dengan penuh amanah.

Memakan harta anak yatim secara zalim/ batil hendaknya dijauhi karena merupakan dosa besar dan ancamannya neraka. Tapi juga tidak boleh menghindari dari menyentuh harta itu dan tidak mau mengurusnya. Maka menjadi fardhu kifayah untuk mengurus harta anak yatim yang belum dewasa itu.

Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.

Minggu, 29 September 2019

AHLI WARIS

Surah An-Nisa, ayat 7:

لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيبًا مَّفْرُوضًا

Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.

Catatan:
Dalam masyarakat bangsa Arab, sebelum syari'at Islam, yang berhak atas harta waris hanyalah kaki-laki yang sudah dewasa. Wanita dan anak-anak tidak berhak atas harta waris. Ayat ini menyatakan bahwa syari'at Islam menghapus tradisi yang demikian.
Wallahu a'lam.

Surah An-Nisa, ayat 8:

PERHATIAN KEPADA NON AHLI WARIS

وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُو الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينُ فَارْزُقُوهُم مِّنْهُ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوفًا

Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.

Catatan:

Ayat ini memerintahkan kepada pihak-pihak yang sedang membagi harta waris supaya memperhatikan juga orang yang non ahli waris. Perhatian itu terutama kepada mereka yang ikut hadir dalam pembagian harta waris itu. Dan terutama pula kalau yang dibagi itu sesuatu yang diserahkan secara langsung atau cash seperti uang.

Pihak non ahli waris yang hadir itu mungkin kerabat,  anak yatim atau orang membutuhkan.

Di samping perhatian berupa pemberian sepantasnya, juga kata kata yang baik/pantas
Wallahu a'lam.

MENDIDIK DAN MENGUJI ANAK YATIM

Tadabbur Surah An-Nisa, ayat 6:

وَابْتَلُوا الْيَتَامَىٰ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ آنَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَلَا تَأْكُلُوهَا إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَن يَكْبَرُوا وَمَن كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَن كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهِدُوا عَلَيْهِمْ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ حَسِيبًا

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).

And test the orphans until they attain puberty; then if you find in them maturity of intellect, make over to them their property, and do not consume it extravagantly and hastily, lest they attain to full age; and whoever is rich, let him abstain altogether, and whoever is poor, let him eat reasonably; then when you make over to them their property, call witnesses in their presence; and Allah is enough as a Reckoner.

Catatan tadabbur:

1. Mendidik dan menguji.
Wali anak yatim hendaknya mendidik mereka supaya mereka cakap mengelola harta peninggalan orangtuanya,   kemudian menguji mereka.

2. Menyerahkan.
Kalau mereka sudah cukup kemampuan untuk mengelola harta, hendaknya harta diserahkan kepada mereka. Biar mereka bisa mandiri. Mungkin mereka masih dalam pengasuhan wali.

3. Menahan diri.
Selama mengelola harta anak yatim, hendaklah wali berhati-hati. Jangan mengambil sebagian dari harta itu secara batil. Kalau wali termasuk orang yang cukup hendaknya ia menahan diri, tidak ikut makan dari harta itu. Kalau ia miskin' boleh ia makan sekedarnya, secara ma'ruf/pantas.

4. Mempersaksikan.
Waktu penyerahan harta hendaknya dipersaksikan. Apakah cukup saksi keluarga, ataupun saksi legal/hukum, sesuai dengan kebutuhan/pertimbangan.

5. Allah adalah pengawas, Maha tahu akan semua tindakan hamba-Nya. Apakah wali amanah atau khiyanat. Apakah wali tulus mengasuh anak yatim itu. Apakah mengambil kesempatan?
Allah Maha tahu.

Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.

Rabu, 25 September 2019

SIKAP BIJAK DENGAN HARTA ANAK YATIM

ANNISA'
Tadabbur Alquran Surah An-Nisa, ayat 2:

وَآتُوا الْيَتَامَىٰ أَمْوَالَهُمْ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَىٰ أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا

Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.

And give to the orphans their property, and do not substitute worthless (things) for (their) good (ones), and do not devour their property (as an addition) to your own property; this is surely a great crime.

Catatan tadabbur:

1) Anak yatim memiliki hak atas harta peninggalan orangtuanya yang telah meninggal. Wali anak yatim itu wajib memberikan hak itu. Menjaga harta itu dengan baik bila ia/mereka belum dewasa. Menyerahkannya kalau mereka sudah dewasa mampu mengurus hartanya.

2. Wali jangan berupaya memanipulasi harta peninggalan itu untuk kepentingan dirinya sendiri. Misalnya yang baik ditukar dengan yang jelek.

3. Wali atau pihak manapun jangan mencampur adukkan antara harta anak yatim itu dengan hartanya sendiri, dengan tidak jelas pilah-pilahnya. Dengan demikian harta anak yatim ikut termakan atau terpakai olehnya secara batil/zalim. Ini merupakan dosa besar.

Terkait hal ini ada kasus zaman Nabi yang menjadi asbabunnuzul ayat tentang pembagian harta warisan.

Seorang wanita, istri Sa'dun bin Rabi' datang mengadu kepada Rasulullah saw. Suaminya, Sa'dun/Sa'd, telah gugur syahid dalam perang Uhud. Saudara laki-laki Sa'd mengambil semua hartanya dan tidak menyisakan untuk kedua anak perempuan Sa'd. Kata Nabi, "Allah akan memutusi perkara itu."
Lalu turunlah ayat tentang warisan. Maka Rasulullah mengirim utusan kepada paman dari kedua anak perempuan itu agar menghadap beliau.
Sabda beliau kepadanya, "Berikan kepada kedua anak perempuan Sa'dun ini dua pertiga. Kepada ibu mereka (istri Sa'd) seperdelapan dan sisanya untukmu."

Semoga kita terhindar dari berbuat salah kepada anak yatim dan harta mereka. Sebaliknya semoga banyak dari kita yang bisa merawat, mengasuh anak yatim. Sebab sesuai sabda Nabi,  pengasuh anak yatim akan bersama Nabi di surga.

Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.

Selasa, 03 September 2019

QS ALI IMRON AYAT 56

BALASAN BAGI ORANG KAFIR

فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ

Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.

 Then as to those who disbelieve, I will chastise them with severe chastisement in this world and the hereafter, and they shall have no helpers.

Catatan tadabbur:

Pada ayat sebelumnya ditegaskan oleh Allah orang-orang yang beriman dan mengikuti Nabinya akan berada di atas orang-orang kafir yang menentang nabinya. Orang beriman berada di atas jalan yang lurus, sementara orang kafir dalam kesesatan. Orang berimanlah yang menang.

Adapun orang-orang kafir, dijelaskan dalam ayat ini,  mendapat murka Allah. Mereka diadzab di dunia dan di akhirat. Adzab di akhirat adalah adzab yang sudah pasti dirasakan oleh orang-orang kafir di neraka. Namun adzab di dunia banyak yang tidak disadari baik oleh yang bersangkutan atau oleh orang lain. Orang kafir pun banyak mendapatkan idtidraj berupa kesuksesan dunia. Firman Allah dalam QS 3:196-197,

 لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ

Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.

 مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ

Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.

 Di akhirat, orang kafir tidak akan mendapatkan pertolongan dari siapapun yang akan membebaskan atau meringankan dari siksa neraka. Berbeda dengan orang beriman, yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulNya, dan semua rukun iman itu, yang walaupun membawa beban dosa, masih mungkin mendapat pertolongan seperti dari syafaat Rasulullah dan doa orang-orang beriman.

Orang kafir tidak ada penolong bagi mereka.

Semoga kita Istiqomah dalam keimanan yang benar dan dalam ketaatan kepada Allah. Sehingga kembali menghadap Allah dengan husnul khatimah.

Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 31 Agustus 2019

HIJRAH


Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Umat Muslim. Kholifah Umar, atas inisiatifnya dan atas masukan dari para sahabat yang lain, menamai kalender Umat Muslim ini kalender Hijriyah. Hijrah Rasulullah dan para sahabat merupakan langkah dan tahapan perjuangan yang sangat penting. Sejak hijrah itu perkembangan dakwah mengalami kemajuan yang luar biasa. Maka kita perlu mengambil hikmah dari peristiwa hijrah Rasulullah itu. Di antara hikmah yang bisa kita petik, misalnya: Dengan semangat hijrah kita harus berani meninggalkan segala yang negatif yang meliputi diri kita. Peri laku, kebiasaan, perbuatan pada diri kita sendiri yang belum baik, belum sesuai dengan norma agama, norma susila, kita harus berani berhijrah darinya. Tinggalkan yang buruk. Mulai yang baik. Diri kita belum tertib menegakkan shalat. Segera tinggalkan perilaku ini. Mulai perilaku baru, rajin shalat. Tinggalkan sikap maju-mundur untuk memulai kebaikan. Tidakkah kita sadar, bahwa shalat ini menjadi kunci dalam penghitungan amal di hari kiyamat nanti? Semangat hijrah juga hendaknya menjadi koreksi terhadap segala peri laku kita yang lain. Yang belum ada kesadaran berinfaq, yang masih merasa semua harta yang diperolehnya adalah menjadi miliknya sendiri sepenuhnya, perlu segera berhijrah. Tinggalkan rasa berat untuk mengeluarkan. Tumbuhkan rasa senang untuk berbagi. Keluarkan infak melalui saluran apa saja yang penting untuk kebaikan. Jangan sampai terlambat kita meninggalkan keberatan bersadaqah ini, kedahuluan oleh kematian kita. Firman Allah dalam QS 63:10, وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, maka aku dapat bersedekah dan aku menjadi bagian orang-orang yang saleh?" Semangat hijrah hendaknya juga bisa memperbaiki hubungan dan pergaulan dengan sesama. Yang selama ini enggan bertegur sapa, mulai sikap baru. Wujudkan 3-S, senyum, salam, sapa kepada yang kita jumpai. Apakah ini mudah? Tidak mudah memang, sebab sikap kita kepada orang lain banyak bergantung pada sikap orang itu kepada kita. Namun bagaimanapun kita harus berusaha. Firman Allah dalam QS 13:22, وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
x

Sabtu, 24 Agustus 2019

SIAP MENJADI PENOLONG AGAMA ALLAH

TADABBUR QS ALI IMRON 52 فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. But when Isa perceived unbelief on their part, he said Who will be my helpers in Allah's way? The disciples said: We are helpers (in the way) of Allah: We believe in Allah and bear witness that we are submitting ones. Catatan tadabbur: Nabi Isa a.s menyampaikan dakwahnya kepada umatnya/Bani Israil. Ia menyeru mereka untuk bertauhid dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Namun apa? Banyak dari umatnya yang ingkar. Mereka menolak. Mereka kafir. Maka Nabi Isa mengokohkan barisan. Ia tawarkan kepada orang-orang yang dari umatnya, siapa yang siap menjadi pendukungnya menjadi pejuang penegak agama Allah. Maka alhawariyyun, para sahabatnya yang setia, tampil. Mereka berikrar, berbaiat, menyatakan diri siap menjadi Ansorullah. Mereka siap mengemban, menegakkan, memperjuangkan dan membela agama Allah. Demikianlah di setiap masa selalu perlu ada orang-orang atau suatu jamaah pergerakan yang menyerahkan dirinya untuk dakwah amar makruf nahi mungkar dan membela agama Allah. Semoga kitapun bisa memerankan diri sebagai "penolong" agama Allah. Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.

Jumat, 23 Agustus 2019

PARA ROSUL MENGAJARKAN TAUHID

Tadabbur Surah Ali Imran, ayat 51: إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus". Surely Allah is my Lord and your Lord, therefore serve Him; this is the right path. Catatan tadabbur: Nabi Isa mengajarkan tauhid kepada umatnya. Ia mengatakan kepada mereka, "Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kamu semua, maka sembahlah DIA." Ia tidak pernah menyuruh mereka menyembah dirinya. Ia tidak pernah meminta mereka menjadikan dirinya sebagai Tuhan. Kita perhatikan firman Allah dalam QS 5: 116 yang menegaskan bahwa Nabi Isa tidak pernah mengajarkan kepada siapapun untuk menjadikan dirinya sebagai Tuhan. وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَٰهَيْنِ مِن دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِن كُنتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". Semoga Allah memberikan petunjuk pada hati kita sehingga kita bisa istiqomah dalam keimanan dan ketaatan yang benar. Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.

Selasa, 20 Agustus 2019

JANGAN BICARA ISLAM TINGGI-TINGGI, JIKA SHUBUHMU BELUM DI MASJID

*Jika ingin melihat kualitas keislaman seseorang, lihatlah dimana ia saat azan subuh berkumandang. Apakah ia bergegas menembus gelapnya subuh, atau ia masih asyik meringkuk dan menikmati amisnya kencing syaithan. Dalam sebuah riwayat dikatakan, “Bahwa mereka yang subuhnya kesiangan maka syaithan telah mengencingi kupingnya.“ Relakah ketika kuping kita menjadi pispotnya syaithan? Naudzu billah min zalik Kenapa berlari seratus meter serasa dekat, namun beberapa meter saja ke masjid untuk shubuh berjamaah terasa berat. Memang ketika kita terlelap tidur, syaithan membuat tiga ikatan, dimana setiap ikatan itu tertulis, “Malam masih panjang tidurlah terus.“ Ketika anak Adam bangun, lepaslah satu ikatan. Ketika ia beranjak untuk berwudhu lepaslah satu ikatan dan ketika ia shalat lepaslah seluruh ikatan, demikian jelas sebuah hadist shahih. Tetap tidur di waktu pagi dan menjadikan telinga ini tuli akan seruan muadzin adalah menyebakan kemiskinan. Kalaupun tidak miskin secara materi maka miskin kesehatan. Maka apalah artinya banyak uang namun penyakit menumpuk. Dikatakan dalam sebuah riwayat, “نومة الصيح تورث الفقر“ Tidur dipagi hari mewariskan kemiskinan. Riwayat ini segaris lurus dengan sebuah peneitian bahwa tidur di pagi hari dapat menyebabkan diabetes. Bahkan Nabi SAW pernah membangunkan Aisah yang ketika itu sedang tidur di waktu pagi. Seraya berkata, “Bangunlah dan saksikanlah sesungguhnya Allah membagikan rizqinya di pagi hari.” Shubuh berjama’ah menjadi ukuran keimanan seorang muslim karena ia merupan shalat yang berat bagi mereka yang masih ada nifaq di dalam hatinya. Nabi saw bersabda, إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا “Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651) Shalat shubuh begitu memberatkan langkah karena ia hadir di saat kita asyik menikmati empuknya kasur, sedangkan shalat isya karena waktunya panjang sehingga kebanyakan kita mengakhirkannya. Padahal shalat isya berjamaah pun memilki keutamaan setengah dari shalat shubuh Nabi saw bersabda, مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ “Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656) Di Mesir ada seorang Muadzin yang begitu kesalnya karena jamaah shalat subuh di masjid tersebut selalu sepi, sehingga ia merubah kalimat azan, “Assholatu khairu minnan naum“ dengan “Asholatu khairun minal fisbuuk“ shalat subuh lebih baik dari facebookan, akhirnya sang muadzin pun ditangkap pihak kepolisian. Bahkan ada juga muadzin yang mengumandangkan azan di waktu dhuha, lalu penduduk kampung serentak datang menghakiminya kemudian mengatakan, “Dasar anda muadzin sesat.“ Kemudian ia menjawab, “Bukan saya yang sesat, tetapi andalah yang sesat, ketika saya azan di waktu subuh anda tak mengubrisnya dan tetap tidur, namun ketika saya azan sekarang anda datang berbondong bondong ke masjid ini.” Shalat subuh berjamaah di masjid memiliki keutamaan yang luar biasa, yang sangat merugi jika insan beriman melewatkannya. Jika anda sanggup subuh berjama’ah di masjid, tentu mudah bagi anda untuk menunaikan shalat shalat lainnya dengan berjama’ah. Berikut kami kutipkan beberapa hadist penyemangat bangkit ketika shubuh, agar spirit untuk menyemput keberkahannya terus menyala dan membara. 1. Salah satu penyebab masuk surga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّة “Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shu buh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635) 2. Salah satu penghalang masuk neraka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا “Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634) 3. Berada di dalam jaminan Allah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ “Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163) 4. Disaksikan para malaikat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ “Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR. Bukhari no. 137 dan Muslim no.632) [] Semoga bermanfaat!

Senin, 19 Agustus 2019

ISTIGHFAR

Imam Ahmad bin Hambal Rahimakumullah (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hambali. Di masa akhir hidupnya beliau bercerita; Suatu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju satu kota di Iraq. Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada keperluan. Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita; Begitu tiba di sana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat. Begitu selesai solat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba penjaga masjid datang menemui Imam Ahmad sambil bertanya; "Kenapa kamu di sini, syaikh?." Penjelasan Kata "syaikh" boleh digunakan untuk 3 panggilan: 1⃣untuk orang tua, 2⃣orang kaya atau pun 3⃣orang yg berilmu. Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena penjaga tu memanggil hanya sebagai orang tua. Penjaga masjid itu tidak tau yang lelaki itu adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan dirinya. Di Iraq, semua orang kenal siapa Imam Ahmad, seorang ulama besar & ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat shalih & zuhud. Zaman itu tidak ada kamera / gambar sehingga orang tidak tau wajahnya, cuma namanya sudah terkenal. Imam Ahmad menjawab, "Saya ingin istirahat, saya musafir." Kata penjaga tu, "Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid." Imam Ahmad bercerita, "Saya diusir oleh orang itu, disuruh keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, dikuncinya pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di birai masjid." Ketika sudah berbaring di birai masjid Penjaganya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Kamu nak apa lagi syaikh?". Kata penjaga itu. Sy nak tidur, saya musafir", kata Imam Ahmad. Lalu penjaga masjid berkata; "Di dalam masjid tidak boleh, di birai masjid juga gak boleh." Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, "Saya diusir sampai jalanan." Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat & menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adunan, sambil melihat kejadian imam Ahmad diusir oleh penjaga masjid tadi. Ketika Imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh; "Mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meski pun kecil." Kata Imam Ahmad, "Baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yg sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir). Penjual roti ini punya perilaku baik dan memuliakan tetamu. Kalau Imam Ahmad mengajak bersembang, pasti dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adunan roti sambil *(terus-menerus)* melafazkan *ISTIGHFAR.* _"Astaghfirullah"_ Saat meletakkan garam, _astaghfirullah_, memecah telur, _astaghfirullah_ , mencampur gandum _astaghfirullah_. Dia senantiasa mengucapkan _istighfar_. Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad terus memerhatiknnya. Lalu imam Ahmad bertanya, _"Sudah berapa lama kamu lakukan ini?"_ Orang itu menjawab; "Sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan." Imam Ahmad bertanya; "Apa hasil dari perbuatan mu ini?" Orang itu menjawab; "(lantaran wasilah istighfar) Tidak ada hajat / keinginan yg saya minta, kecuali PASTI dikabulkan Allah. Semua yg saya minta ya Allah... pasti saya akan dapat" Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda; "Siapa yg menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yg tidak disangka-sangkanya." Lalu orang itu melanjutkan, "Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yg belum Allah beri." Imam Ahmad penasaran lantas bertanya; "Apa itu?" Kata orang itu; "Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad." Seketika itu juga Imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar..! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan - sampai diusir oleh penjaga masjid - Sampai ke jalanan, ternyata karena ISTIGHFAR MU." Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yg di depannya adalah Imam Ahmad. Ia pun langsung memeluk & mencium tangan Imam Ahmad. (SUMBER: Kitab Manakib Imam Ahmad) Wallahu a'lam Saudara ku & Sahabat ku tercinta... Mulai detik ini - marilah senantiasa kita hiasi lisan kita dengan ISTIGHFAR -

Minggu, 18 Agustus 2019

TURUN NAIKNYA NAFAS UNTUK DZIKIR

Sumber: ngaji diri------------------------------------------------------- "Jika Asma Allah diucapkan sekali saja dengan lisan, itu disebut dzikir (mengingat) lisan, namun jika Nama Allah diingat dengan hati, maka itu akan sebanding dengan dengan tiga puluh lima juta ucapan-ucapan (dzikir) lisan, itulah dzikir hati atau dzikir sirr.. _______________________________ Ada 35 juta pembuluh darah dalam tubuh, dan semua terhubung ke jantung, Jika Nama Allah diucapkan bahkan sekali saja (dengan hati) maka semua yang mengalir mengucapkan juga.. _______________________________ Rasulullah saww bersabda : “Wahai Abu Dzarr, Berzikirlah kepada Allah dengan zikir khamilan” _______________________________ Abu Dzarr bertanya : “Apa itu khamilan?” _______________________________ Sabda Rasul : “Khafi (dalam hati)” _______________________________ TAHAP pertama zikir adalah zikir LISAN, Kemudian zikir QALBU yang cenderung diupayakan dan dipaksakan, Selanjutnya zikir qalbu yang berlangsung secara lugas, tanpa perlu dipaksakan, Serta yang terakhir adalah ketika Allah sudah berkuasa di dalam qalbu disertai sirnanya zikir itu sendiri.. _______________________________ Inilah rahasia dari sabda Nabi saw : ”Siapa ingin bersenang-senang di taman surga, perbanyaklah mengingat Allah” _______________________________ TANDA bahwa sebuah zikir sampai pada SIR (nurani yang terdalam yang menjadi tempat cahaya penyaksian) adalah ketika pelaku zikir dan objek zikirnya lenyap tersembunyi.. _______________________________ Zikir Sir terwujud ketika seseorang telah terliputi dan tenggelam di dalamnya, Tandanya, apabila engkau meninggalkan zikir tersebut ia takkan meninggalkanmu.. _______________________________ Zikir tersebut terbang masuk ke dalam dirimu untuk menyadarkanmu dari kondisi tidak sadar kepada kondisi hudhur (hadirnya kalbu), Salah satu tandanya, zikir itu akan menarik kepalamu dan seluruh organ tubuhmu sehingga seolah–olah tertarik oleh rantai.. _______________________________ Indikasinya, zikir tersebut tak pernah padam dan cahayanya tak pernah redup, Namun engkau menyaksikan cahayanya selalu naik turun, sementara api yang ada di sekitarmu senantiasa bersih menyala.. _______________________________ Zikir yang masuk ke dalam sir terwujud dalam bentuk diamnya si pelaku zikir seolah–olah lisannya tertusuk jarum Atau semua wajahnya adalah lisan yang sedang berzikir dengan cahaya yang mengalir darinya.. _______________________________ KETAHUILAH, setiap zikir yang disadari oleh kalbumu didengar oleh para malaikat penjaga, Sebab perasaan mereka beserta perasaanmu, di dalamnya ada sir sampai saat zikirmu sudah gaib dari perasaanmu karena engkau sudah sirna bersama Tuhan, zikirmu juga gaib dari perasaan mereka.. _______________________________ Kesimpulannya, berzikir dengan ungkapan kata–kata tanpa rasa hudhur (kehadiran hati) disebut zikir lisan, berzikir dengan merasakan kehadiran kalbu bersama Allah disebut zikir kalbu, sementara berzikir tanpa menyadari kehadiran segala sesuatu selain Allah disebut Zikir Sir, itulah yang disebut dengan Zikir Khafiy.. _______________________________ Allah SWT berfirman : “Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika) dengan merendahkan dirimu dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai” (QS 7 : 205) _______________________________ _______________________________ REZEKI lahiriah terwujud dengan gerakan badan, REZEKI batiniah terwujud dengan gerakan kalbu, REZEKI sir terwujud dengan diam, sementara REZEKI akal terwujud dengan fana dari diam sehingga seorang hamba tinggal dengan tenang untuk Allah dan bersama Allah.. _______________________________ _______________________________ Nutrisi dan makanan bukanlah konsumsi rohani, melainkan komsumsi badan, Adapun yang menjadi konsumsi rohani dan kalbu adalah mengingat Allah Zat Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.. _______________________________ Allah SWT berfirman : “Orang–orang beriman dan kalbu mereka tenteram dengan mengingat (zikir kepada) Allah.” _______________________________ Semua makhluk yang mendengarmu sebenarnya juga ikut berzikir bersamamu, Sebab engkau berzikir dengan lisanmu, lalu dengan kalbumu, kemudian dengan nafs–mu, kemudian dengan rohmu, selanjutnya dengan akalmu, dan setelah itu dengan sirmu.. _______________________________ _______________________________ Bila engkau berzikir dengan lisan, pada saat yang sama semua benda mati akan berzikir bersamamu.. _______________________________ _______________________________ Bila engkau berzikir dengan kalbu, pada saat yang sama alam beserta isinya ikut berzikir bersama kalbumu.. _______________________________ _______________________________ Bila engkau berzikir dengan nafs–mu, pada saat yang sama seluruh langit beserta isinya juga turut berzikir bersamamu.... _______________________________ _______________________________ Bila engkau berzikir dengan rohmu, pada saat yang sama singgasana Allah (‘Arsy) beserta seluruh isinya ikut berzikir bersamamu.. _______________________________ _______________________________ Bila engkau berzikir dengan akalmu, para malaikat pembawa Arsy dan roh orang–orang yang memiliki kedekatan dengan Allah juga ikut berzikir bersamamu.. _______________________________ _______________________________ Bila engkau berzikir dengan sirmu, Arsy beserta seluruh isinya turut berzikir hingga zikir tersebut bersambung dengan zat–Nya.. _______________________________ _______________________________ Imam al-Baqir dan Imam ash-Shadiq as berkata : “Para malaikat tidak mencatat amal shalih seseorang kecuali apa-apa yang didengarnya, maka ketika Allah berfirman : “Berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika)”, tidak ada seorangpun yang tahu seberapa besar pahala zikir di dalam hati dari seorang hamba-Nya kecuali Allah Ta’ala sendiri”.. _______________________________ DI DALAM riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Zikir diam (khafiy) 70 kali lebih utama daripada zikir yang terdengar oleh para malaikat pencatat amal.. “ (Al-Hadits) _______________________________ Bila sang hamba mampu melanggengkan Zikir Khafi serta meyakini bahwa semua Alam Lahir dan Alam Batin merupakan pengejewantahan dari nama-nama-Nya maka ia akan merasakan kehadiran-Nya di semua tempat dan merasakan pengawasan-Nya dan jutaan nikmat-nikmat-Nya.. _______________________________ Perasaan akan kehadiran-Nya ini akan mencegah sang hamba dari berbuat dosa dan maksiat.. ------------------------------------------------------ #HU #ALLAH

HILANGKAN PRASANGKA BURUK

⛔*HILANGKAN PRASANGKA BURUK PADA ORANG LAIN* ================== *Prasangka buruk terhadap orang lain, atau yang lebih kita kenal dengan Su’udzon, banyak dari kita yang belum mengetahui, apa sih sebenarnya su’udzon itu? Su’udzon ialah berprasangka buruk terhadap orang lain, lawan dari kata su’udzon sendiri adalah Husnudhon yang artinya berbaik sangka. Dalam pandangan islam sendiri, berburuk sangka sangat dilarang oleh Allah Subhaanahu wa ta'alaa* 📚Allah Subhaanahu wa ta'alaa berfirman: Surat Al-Hujurat Ayat 12 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka (kecurigaan), karena sebagian dari berprasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang" (Al-Hujurat:12) ❇Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Dari Abu Hurairah ra ia berkata Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam bersabda”: “Jauhkanlah diri kamu daripada prasangka (jahat) karena prasangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan (hati)”. (HR Muttafaq Alaih). 📛Allah Subhaanahu wa ta'alaa beserta Rasulnya melarang kita, sebagai hamba serta umatnya untuk berprasangka buruk terhadap orang lain, dikarenakan sifat buruk sangka ini dapat menggoyahkan iman seorang mukmin, bahkan dapat memutus tali silaturrahim, entah itu dengan kerabat, tetangga, atau dengan keluarga sendiri. 🖋Secara personal sifat buruk sangka itu sendiri dapat membuat seseorang menjadi curiga terhadap orang lain, dan dapat membuat dirinya tidak nyaman apabila bersama dengan orang lain. Akibat dari buruk sangka sendiri dapat menimbulkan pikiran negatif pada diri seseorang, dan hal tersebut pastinya berdampak buruk terhadap orang tersebut. Orang yang memiliki sifat buruk sangka, akan selalu dipenuhi rasa curiga dan was-was. 🔴Su’udzon adalah sebuah penyakit hati, yang sering di alami oleh kaum Muslimin saat ini, dampak yang ditimbulkan dari berburuk sangka ini ialah: saling memfitnah satu sama lain atau saling menyalahkan satu sama lain, padahal kita tau bahaya dari fitnah itu sendiri. Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam besabda yang artinya: “Syaithon akan menghantar tentara-tentaranya untuk memfitnah manusia, manusia yang lebih tinggi kedudukannya akan mendapat fitnah syaitan yang lebih hebat. Syaithon 🐲akan datang kepada seseorang kamu dan berkata: “siapakah yang telah menjadikan kejadian ini? Siapakah yang telah menjadikan kejadian ini? Sehingga syaitan akan berkata: “siapakah yang telah menjadikan tuhan kamu?”. Apabila perkara ini berlaku kepadamu maka mintalah perlindungan dengan Allah daripada syaithon yang dirajam.” (HR Bukhari dan Muslim). ✅Salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit buruk sangka adalah dengan menumbuhkan sifat Tabayyun kedalam diri kita. ================== Semoga Allah Subhaanahu wa ta'alaa mengampunkan segala dosa dan khilaf kita, dan semoga kita dijauhkan dari sifat su’udzon. Amiin ya rabbal’alamin 🤲🙏🏻

BERUNTUNGLAH YANG BERHATI MULIA

Tadabbur Al-Quran Surah Ali Imran, ayat 29: قُلْ إِن تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّ...