Minggu, 08 Desember 2019

AKIBAT MENDUSTAKAN RASUL ALLAH

Tadarus Surah al-Mukminun ayat 48:

فَكَذَّبُوهُمَا فَكَانُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْلَكِينَ

“Maka mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka termasuk orang yang dibinasakan.”

Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wata'ala mengisahkan bahwa Fir'aun dan para pembesar kerajaannya tetap mendustakan dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun alaihimas salam, meskipun beliau berdua telah menunjukkan bukti kerasulannya yang berupa 9 macam mukjizat anugerah Allah untuk beliau berdua.

Oleh karena itu, akhirnya Fir'aun dan seluruh bala tentaranya dibinasakan oleh Allah Subhanahu wata'ala dengan cara ditenggelamkan di dalam laut Merah, dan tidak ada seorang pun yang selamat dari azab Allah tersebut.

Mungkin kita tidak termasuk orang yang mendustakan rasul Allah, tapi yang perlu menjadi bahan introspeksi kita, sudahkah kita membuktikan keimanan kita kepada Allah dan rasul-Nya dengan ketaatan yang memadai?  Semoga kita selalu mendapat pertolongan Allah dalam menjalani hidup ini yang sesuai dengan agama-Nya. Aamiin.

Wallahua'lam. Semoga bermanfaat.

MENOLAK DAN MENDUSTAKAN RASUL-RASUL ALLAH

Tadarus Surah al-Mukminun ayat 47:

فَقَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ لِبَشَرَيْنِ مِثْلِنَا وَقَوْمُهُمَا لَنَا عَٰبِدُونَ

“Maka mereka berkata, “Apakah (pantas) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?”

Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wata'ala mengisahkan bahwa Fir'aun dan para pembesar kerajaannya menolak dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun karena mereka menganggap bahwa tidak pantas manusia biasa dan dari kelas rendah dlm pandangan mereka, mengaku sebagai utusan Allah, meskipun beliau berdua membawa mukjizat sebagai bukti nyata kerasulannya.

Pola pikir seperti ini juga dipakai oleh Kaum Quraisy dalam menentang dakwah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Mereka menyamakan antara misi kerasulan yang berdasarkan keikhlasan, kepercayaan, dan kejujuran, dengan jabatan duniawi yang didasarkan pada kepangkatan dan kekayaan.

Mereka beranggapan bahwa rasul itu harus orang kaya dan berpengaruh. Padahal seorang rasul itu semata-mata karunia Allah yang sudah ditetapkan sejak zaman Azali.

Semoga kita benar-benar menjadi orang yang beriman dan mendukung rasul-rasul Allah.

Wallahua'lam. Semoga bermanfaat.

BERUNTUNGLAH YANG BERHATI MULIA

Tadabbur Al-Quran Surah Ali Imran, ayat 29: قُلْ إِن تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّ...