Minggu, 11 September 2011

HALAL BIHALAL

Dengan diprakarsai oleh Kelompok Ibu-ibu jama'ah Khotmil Qur'an Kecamatan Mappedeceng dilaksanakan Acara Halal Bihalal pada hari Ahad 11 September 2011 bertempat di Masjid Nurul Huda Desa Cendana Putih. Acara dimulai pada pukul 09.30. Hadir dalam acara tersebut Bapak Camat Mappedeceng dan masyarakat muslim Cendana Putih. Sebelum acara inti ditampilkan Da'i Cilik yang bernama Eky Cahya Pratama dengan judul ceramahnya Pertanggungjawaban manusia di hari akhirat. Sebagai pembawa acara inti oleh Bpk Ustadz Rohimin , S.Ag pembina jama'ah khotmil Qur'an.
Dalam ceramahnya ditekankan bahwa kita manusia wajib menuntut ilmu/mengaji. Mengaji diistilahkan dengan kata ngoji (=jawa) yang artinya ngo= songo (baca sembilan) ji= siji (baca satu). Dalam diri manusia ada 9 lubang yang harus dipelihara dan dijaga dari perbuatan tercela dengan cara memberikan isi dengan aqidah dan akhlak terpuji yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, yaitu dengan mengaji ajaran agama Allah swt. Selain itu juga membangkitkan semangat memperbaharui keimanan, jangan terlena dengan gemerlapnya dunia yang sementara. Seperti yang dipesankan oleh syair wali songo...
" Lir ilir Lir ilir tandure wus sumilir tak ijo royo royo tak sengguh temanten anyar yang maksudnya kurang lebih Bangun dengan semangat mengisi kehidupan yang lebih baik dengan melaksanakan perintah Allah swt. masih ada lanjutannya....

Kamis, 01 September 2011

"SHALAT IDUL FITHRI 1432 H DI MASJID NURUL HUDA"

Pada Hari Rabu 31 agustus 2011 dilaksanakan Shalat Idul Fithri 1 Syawal 1432 H di Masjid Nurul Huda Cendana Putih. Jama'ah id yang hadir diperkirakan mencapai 1200 orang. Sebagian jama'ah berasal dari Desa tetangga Cendana Putih Satu yang belum berhari raya hari Selasa. Dalam acara Shalat id tersebut yang bertindak sebagai Khatib adalah Ketua Ta'mir Masjid Nurul Huda sekaligus sebagai Imam Shalat id. Dalam khutbahnya mengajak kepada para jama'ah untuk senantiasa bersyukur kepada Allah swt, atas berkat Rahmat dan nikmat iman , islam dan usia serta kesempatan dan kemudahan yang diberikan-Nya sehingga masih dapat menikmati bulan Ramadhan 1432 H yang lalu. Serta mengajak jama'ah untuk memohon kehadirat Allah swt agar masih dapat bertemu kembali bulan Ramadhan di tahun yang akan datang. Karena kita tidak mengetahui kapan ajal akan menjemput kita. Khatib mengajak berdo'a sbb : Ya Allah, kami tak tahu kapan ajal kami tiba. Ya Allah, tapi kami masih menginginkan bisa bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Ya Allah, bulan Ramadhan cepat sekali berlalu. Kami merasakan seakan baru kemarin bulan Ramadhan itu datang, tapi kini ia telah pergi. Ya Allah, kami berharap itu bukan pertemuan kami yang terakhir dengan bulan Ramadhan. Kami masih menginginkan berjumpa dengan bulan Ramadhan, yang penuh berkah ini ya Allah.Memang kita semua masih mengingingkan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Tapi rasanya tak mungkin kita semuanya bisa bertemu lagi. Pasti di antara kita ada yang segera dipanggil oleh Allah, sebelum bulan Ramadhan datang lagi.Mungkin anak kita. Mungkin orang tua kita. Mungkin Isteri kita. Mungkin suami kita. Mungkin sahabat kita. Bahkan, mungkin diri kita sendiri.Bulan Ramadhan adalah bulan yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan, maka aplikasinya itulah yang harus kita wujudkan dalam sebelas bulan ke depan.Dan sesungguhnya inilah, yaitu pasca Ramadhan, yang menentukan ibadah kita di bulan Ramadhan itu berhasil atau tidak. Apakah puasa yang kita lakukan ada pengaruhnya dalam kehidupan kita setelah Ramadhan? Apakah shalat tarawih yang kita laknasanakan ada dampaknya? Apakah shalat jama’ah yang kita lakukan akan berlanjut di luar ramadhan ? Bacaan Al-Qur’an yang kita lakukan di bulan Ramadhan apakah ada bekasnya? Atau semuanya itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan? Kalau semua itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan, maka itulah yang disinyalir oleh Nabi Muhammad Saw:
“Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Dan banyak yang melakukan shalat tarawih, juga tak dapat apa-apa kecuali hanya begadang saja.” (Hr. Ahmad)
Di bulan Ramadhan, dengan puasa, kita telah dilatih untuk hidup dengan sangat berhati-hati. Bukan saja dalam persoalan yang makruh dan yang haram, tapi sampai dalam persoalan yang mubah dan halal. Kita tidak saja menjauhi makanan yang haram dan perzinaan dengan perempuan atau laki-laki lain. Tapi kita dilatih mengendalikan diri untuk makan makanan yang halal yang telah menjadi milik kita dan juga berhubungan dengan isteri atau suami yang sah. Silakan dibayangkan betapa sangat hebat pendidikan puasa ini. Kalau kita telah mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang halal, maka tentu saja seharusnya lebih mampu untuk mengendalikan diri dari hal-hal yang jelas-jelas haram. Inilah jalan menuju ketakwaan.
Rasulullah bersabda:
“Tidaklah seseorang bisa mencapai derajad takwa, sehingga ia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak berguna karena takut terjerumus kepada sesuatu yang berbahaya.” (Hr. Tirmidzi)
puasa, mengantarkan kita sampai pada derajat ihsan. Yaitu, beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, atau paling tidak merasa dilihat oleh Allah. Tentu saja kondisi yang sedemikian amat positif dari ajaran puasa, tak boleh sirna bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan. Allah ingin agar kita tetap berhati-hati seperti itu di bulan-bulan-Nya yang lain. Marilah kita bayangkan, prilaku kehati-hatian yang sedemikian sangat hebat itu andaikata benar-benar mewarnai kehidupan kita secara umum. Masya Allah.....
maka betapa indahnya kehidupan ini. Marilah kita bayangkan di daerah dan di negeri kita ini, apa yang tejadi bila kita mengejahwantahkan ajaran puasa ini. Sehingga, kita tidak ada yang berbuat mubazir, tidak makan yang haram, tak ada perzinaan dan perselingkuhan, tak ada judi, tak ada minum-minuman keras, tak ada korupsi atau kolusi meski Rp 100, sebagaimana kita tak mau minum air meski hanya setetes karena takut puasa menjadi batal.Dan itu kita lakukan dengan penuh kesadaran, bukan karena ada polisi, bukan karena ada jaksa, bukan karena ada KPK, pendek kata bukan semata-mata karena adanya penglihatan manusia, tapi karena kita merasa di awasi oleh Allah yang Maha Melihat, maka betapa kira-kira adil dan makmurnya daerah dan negeri kita ini. Pastilah benar-benar terwujud kemanan, kesejahteraan dan kedamaian. Tampil menjadi daerah dan bangsa yang sangat maju dan terdepan.
Kalau itu terjadi, dan memang harus kita upayakan agar bisa terwujud, maka persoalan ekonomi, persoalan kekayaan alam, persolan lapangan kerja, dengan sendirinya tak akan ada masalah.
Semua masalah terjadi sesungguhnya adalah karena tak terkendalikannya hawa nafsu.
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, (mereka durhaka dengan banyak berbuat dosa), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf: 96).Di samping itu, Ramadhan telah mendidik kebersamaan kita semua. Betapa dengan semangat kebersamaan semuanya menjadi ringan dan penuh berkah. Puasa mudah kita lakukan karena kita lakukan bersama-sama. Shalat tarawih pun mudah kita laksanakan, karena kita lakukan dengan berjama’ah. Zakat, infaq dan sedekah serta pelbagai amal kebajikan pun kita lakukan dengan semangat kebersamaan ini. Semangat kebersamaan ini tak boleh berakhir dengan berakhirnya Ramadhan. Shalat lima waktu harus tetap kita lakukan dengan berjamaah.
Adalah sangat aneh bila kita telah berhasil melakukan shalat terawih dengan berjama’ah di masjid, yang itu hukumnya sunnah, lalu setelah itu untuk shalat wajib khususnya isya’ dan shubuh tak kita tunaikan berjama’ah di masjid.
Ramadhan telah menjadi momentum untuk memakmurkan masjid. Maka salah satu dari hasil pendidikan Ramadhan adalah tetap makmurnya masjid-masjid kita. Kalau masjid-masjid kita kembali sunyi dan sepi, maka berarti tak ada bekas yang tinggal dalam kehidupan kita ini. Masjid yang sepi pertanda masyarakat itu hati-hatinya terkunci. Dan bila masjid sepi dan hati terkunci, maka jangan salahkan bila kita menderita kesulitan ekonomi. Bukan karena sumber ekomoni itu yang sedikit, tapi karena hati kita yang keras dan tandus, maka tanah yang subur tiadalah berarti. Percayalah, bahwa masyarakat yang memakmurkan masjid niscaya dimakmurkan Allah.
Tapi masyarakat yang berani menelantarkan masjid dan menolak Undangan Allah, menolak seruan Allah, maka sudah sepantasnya bila mendapatkan teguran dari Allah.
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menguasai antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. (Al-Anfal: 24) Di samping shalat lima waktu kita lakukan berjama’ah, kami menyerukan zakat pun seharusnya kita lakukan secara berjama’ah. Salurkan zakat lewat lembaga resmi yang ada. Kalau ini kita lakukan maka akan terkumpul dana zakat yang sangat besar, yang pada gilirannya akan banyak bisa menyelesaikan persoalan kemiskinan dengan signifikan. Ibarat seperti sapu. Ketika lidi-lidi itu diikat menjadi sebuah sapu, maka sapu itu bisa digunakan untuk membersihkan lantai yang sangat luas dan jalan amat panjang.Tapi bayangkan apa artinya sebuah lidi atau lidi-lidi yang berserakan tak diikat rapi, tentu tak ada gunanya. Bahkan bisa hanya manambah sampah. Itulah maka jangan ada lagi yang merasa puas dengan menyalurkan zakat secara individual. Sebagaimana, sangat keliru kalau ada seorang lelaki yang mengatakan saya tidak ke masjid karena saya bisa shalat lebih khusyu’ di rumah. Ini adalah bisikan syetan. Imam Ali mengatakan: “Al-Haqqu bilaa nidhaamil yaghlibuhul baathil binidham.” (Kebenaran yang tak ditata rapi bisa dikalahkan dengan kebatilan yang diatur rapi).Al-Qur’an pedoman bagi manusia yang masih hidup. Al-Qur’an juga tak boleh hanya kita buka ketika kita mencari tahu tentang kehidupan akhirat. Justru Al-Qur’an harus kita buka ketika kita ingin tahu bagaimana seharusnya kita hidup di dunia ini. Berkaitan dalam aspek-aspek kehidupan ini, kita harus membuka Al-Qur’an. Soal ekonomi kita harus membuka Al-Qur’an. Soal hukum kita harus membuka Al-Qur’an. Soal pemerintahan kita harus membuka Al-Qur’an. Soal politik kita harus membuka Al-Qur’an. Soal pendidikan kita harus membuka Al-Qur’an. Soal berkuarga kita harus membuka Al-Qur’an. Dan seterusnya dalam semua hal. Karena, dari bagaimana kita masuk WC hingga mengurus negara, Al-Qur’an telah memberikan petunjuk yang sangat jelas dan sempurna. Al-Qur’an adalah surat dari Allah untuk kita. Maka marilah seterusnya kita baca Al-Qur’an sebagaimana layaknya kita membaca surat.Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Al-Isra’: 9)Secara khusus kita harus mengatakan kepada kaum wanita bahwa selama bulan Ramadhan kaum wanita telah banyak yang menyesuaikan diri secara fitrah. Yang biasa memamerkan aurat dan buka-bukaan, di bulan Ramadhan sadar bahwa itu adalah tak baik. Maka ini hendaklah terus dipertahankan. Kita harus sadar bahwa pornografi dan porno aksi itulah biang dari pergaulan bebas, penghinaan terhadap martabat wanita dan kehancuran akhlak.
Wahai kaum wanita anda semua adalah benteng dan tiang negara. Di tangan andalah harkat dan martabat bangsa. Anda adalah guru pertama bagi setiap anak manusia. Dan, oleh karena itu, surga adalah di bawah telapak kaki kaum ibu. Tapi tentu saja kaum wanita yang berakhlak. Bukan kaum wanita pengumbar syahwat. Bukan kaum wanita yang selalu tampil pamer aurat.
Kami menyerukan, janganlah hari yang suci ini segera kita nodai dengan acara-cara yang mengumbar syahwat. Marilah kita jaga kesucian ini sampai mati. Ketahuilah, bahwa kini kebudayaan materi dan syahwat itu telah di ambang kehancuran. Sudah banyak perempuan-perempuan yang sadar tak mau lagi diperalat dan diperjualbelikan kehormatannya oleh kaum lelaki yang binal. Orang-orang Barat telah banyak yang insyaf bahwa materi ternyata tak membawa kebahagiaan. Maka marilah kita bangun daerah kita ini dengan akhlak yang mulia. Moral yang tinggi. Sopan santun yang luhur. Budi pekerti yang yang terpuji. Insya Allah dengan demikian daerah dan bangsa kita bisa tampil maju memimpin peradaban dunia dengan cahaya ilahi.Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (Al-Ahzab: 70-71)Mari kita berharap semoga Allah berkenan menerima ibadah-ibadah yang telah kita lakukan. Dan marilah kita mohon ampun atas kekurangan-kekurangannya. Kita juga mari saling maaf-memaafkan. Kami pun mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Kami tak ingin, kecuali terus melakukan kebaikan sepanjang kami masih memiliki kemampuan. Maka marilah kita terus bekerjasama dalam kebajikan dan takwa, dan kita jauhi bersekongkol dalam dosa dan permusuhan. Mari kita songsong masa depan yang lebih baik.

Selamat jalan Ramadhan..., dan semoga kita masih bisa bertemu kembali...
Semuanya, mari kita bersimpuh mohon ampun serta berdo’a kepada Allah.
Al-Faatihah...!
Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami dan saudara-saudara kami kaum muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.
Ya Allah hanya kepada-Mu kami mengabdi, hanya kepada-Mu kami sholat dan sujud, hanya kepada-Mu kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut akan azab-Mu karena azab-Mu pasti menimpa kaum fasiq.
Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jangan jayakan orang-orang kafir atas kami.
Ya Allah Yang menyelamatkan Nuh dari taufan badai dan banjir yang menenggelamkan dunia,Yang menyelamatkan Ibrahim dari kobaran api menyala, Yang menyelamatkan Isa dari salib kaum durjana, Yang menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan, Yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan ahzab angkara murka… Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin...3X
Ya Allah Yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah lindungi kami, masyarakat kami dan anak-anak kami dari berbuat dosa. Jangan segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat idul fitri seperti ini lagi.
Ya Allah memang kami kini bergembira, tapi kami juga sedih. Sedih jangan-jangan kami tak bertemu Ramadhan lagi. Sedih jangan-jangan ini adalah idul fitri yang terakhir bagi kami. Kami khawatir setelah Ramadhan syetan-syetan banyak berkuasa lagi.
Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikanlah duka sebagai awal kebahagiaan, dan sirnakanlah rasa takut menjadi rasa tentram, dan rasa cemas menjadi penuh harapan. Ya Allah, dinginkan panasnya hati ini dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan. Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan jahat dengan secercah kebenaran. Hempaskan semua tipu daya syetan dengan bantuan bala tentara-Mu, ya Allah.
Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua. Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakkal. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-Mu-lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya, Allah tolonglah saudara-saudara kami yang sedang sakit, dilanda kesedihan dan musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah dan para fakir-miskin. Anugerahkan kebahagian kepada mereka. Siramilah dengan rezeki yang melimpah dari sisi-Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan meyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.
Ya Allah kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah pada jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu dan ikatlah di atas janji setia demi membela syari’at-Mu. Ya Allah padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu yang beriman.
Ya Allah lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa yang dholim, fasiq dan kafir. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertaqwa, yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, yang mau merapkan syariat-Mu, yang membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoi.
Ya Allah selamatkanlah masyarakat kami dan jadikan kami semua sebagai hamba-hamba-Mu yang mendirikan Shalat.....
Ya Allah selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami dan ummat ini dari badai krisis, fitnah, bencana dan dosa yang membinasakan.
Ya Allah janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan tetapkankan hati kami atas agama-Mu.
Ya Allah jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu, jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal kami. Ya Allah limpahkanlah rahmat, ampunan dan hidayah-Mu kepada Kami semuanya. Aamiin..aamiin ya Rabbal ‘alamin..

BERUNTUNGLAH YANG BERHATI MULIA

Tadabbur Al-Quran Surah Ali Imran, ayat 29: قُلْ إِن تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّ...