Minggu, 23 Oktober 2011

TUJUH GOLONGAN YANG MENDAPAT NAUNGAN ALLAH SWT DI HARI KIAMAT

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.(1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shohih Bukhari, Hadits no 620)
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Pemimpin yang adil. Pemimpin di sini bisa saja presiden, gubernur, bupati, camat, lurah atau kepala rumah tangga (suami). Karena setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai Allah swt. pertanggungjawabannya kelak. Untuk itu, seorang pemimpin harus bertindak adil sehingga semua orang yang dipimpinya bisa merasakan pelayanan yang maksimal dan penegakan ketentuan yang benar.
2. Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan (ibadah). Masa muda adalah masa di mana syahwat sedang memuncak sehingga tidak jarang banyak pemuda terjerumus dalam kemaksiatan. Pemuda yang mampu mengisi hari-harinya dengan ibadah adalah yang terselamatkan di hari kiamat. Sebagaimana kisah Ashabul Kahfi (Para pemuda Kahfi) yang menghindari kezaliman penguasa untuk menyelamatkan aqidah mereka.
3. Seorang yang hatinya terikat dengan masjid. Orang yang tidak akan melewatkan setiap kesempatan untuk memakmurkan masjid dengan ibadah dan amal-amal sholeh, terutama sholat fardhu berjama’ah. Hatinya selalu ‘risau’ bila jauh dari masjid, dan merasa sedih bila tak bisa mendatanginya di waktu-waktu sholat berjama’ah dan ketika majelis dzikir diadakan.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul dan berpisah karena Allah. Tingkatan hubungan keimanan tertinggi adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. Bila dua orang saling mencintai karena masing-masing selalu menjaga kecintaannya pada Allah, bertemu dalam kerangka mengingat Allah dan berpisah dengan tetap dalam dzkir pada Allah maka keduanya akan selamat di hari kiamat.
5. Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang perempuan kaya dan cantik tetapi ia menolak dan berkata “Aku takut pada Allah”. Sebagaimana kisah nabi Yusuf as. yang digoda oleh Zulaikha, keduanya saling cenderung sehingga jika bukan karena tanda dari Allah maka keduanya akan bermaksiat sehingga Yusuf berkata: “Ya Allah, lebih baik hamba dipenjara daripada harus bermaksiat kepadamu”. Sesuatu yang saat ini mungkin sangat jarang ditemui.
6. Seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kiri tidak tau apa yang diberikan oleh tangan kanan. Amal yang disertai dengan keikhlasan adalah salah satu syarat diterimanya amal oleh Allah swt. Keikhlasan adalah hal yang sulit dan karenanya hanya orang-orang yang ikhlas saja yang tidak akan disesatkan oleh syaitan.
7. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesunyian sehingga meneteskan air mata. Dzikir bagi orang beriman ibarat nafas bagi makhluk hidup, ketika seseorang tidak lepas dari dzikir baik di siang maupun di malam hari maka seolah makhluk hidup yang selalu bisa bernafas bebas. Mengingat Allah hingga meneteskan air mata adalah sesuatu yang sulit, kecuali bagi orang yang hatinya telah lunak oleh hidayah Allah. Sebagaimana ciri orang beriman, ketika mendengar kalimat Allah maka bergetarlah hatinya dan ketika mendengar Al Qur-an maka bertambahlah iman mereka.
Semoga kita bisa menjadi salah satu atau lebih dari golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat, karena hanya dengan naungan Allah saja kita akan diselamatkan dari kepedihan di hari pembalasan tersebut. Aamiin.
Wallahu a’lam bishowab.

Kamis, 13 Oktober 2011

" MENJAGA SHALAT "

Orang yang sombong, bukan hanya orang yang memamerkan kekayaan, bukan pula orang yang membanggakan jabatan dan sebagainya. Tetapi juga orang yang tidak mengerjakan shAlatpun bisa dikatakan orang yang sombong. Mengapa tidak? Bukankah Allah swt. yang telah menjadikan dirinya dari segumpal darah dan daging hingga menjadi manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Maka sudah sepatutnya, kita sebAgai manusia harus selalu mengingat dan bersyukur kepada-Nya. Firman Allah Swt. :
“Dirikanlah shalat untuk mengingatku”
Dari ayat di atas, kita diwajibkan oleh Allah untuk mendirikan shalat dengan tujuan mengingatnya. Karena dengan shalatlah kita mendekatkan diri dan selalu mengingat Allah dalam keseharian kita. Rosulullah Saw. bersabda:
“Apakah pendapat kamu, apabila dimuka pintu salah satu rumah kamu ada satu sungai yang kamu mandi padanya tiap hari lima kali. Adakah tinggal olehnya kotoran?” serentak sahabat menjawab: “ tidak ada, ya rosulullah”. Beliau bersabdah : maka begitu juga perumpamaan shalat lima waktu, dengan itu Allah menghapus kesalahan.
“( Muttafaq ‘alaih)
Sebagai pribadi muslim kita tentu harus selalu menjalankan shalat karena itu adalah kewajiban kita. Dan sebagai orang tua tentu kita harus juga berupaya semaksimal mungkin menjaga agar anak-anak dan keluarga kita tidak lalai atas kewajiban shalatnya.
Orang non Islam tidak akan berani menghancurkan islam secara terang-terangan. Mereka harus berpikir seribu kali untuk menghancurkan mesjid-mesjid tempat ibadahnya kaum muslimin, tetapi dengan akal mereka yang licik, mereka upayakan strategi agar generasi Islam makin jauh lupa terhadap shalat dan kewajiban-kewajiban lainnya. Mereka gencarkan flaystation, film, sinetron dan tontonan menarik di televisi dan lain sebagainya.
Adapun ancaman bagi yang melalaikan shalat fardlu diantaranya:
 Dicabut keberkahan umurnya.
 Terhapus ciri-ciri keshalihan diwajahnya.
 Seluruh amal perbuatannya tidak diberi pahala oleh Allah Swt.
 Doanya tidak diangkat ke langit.
 Tidak mendapat bagian dari doa orang-orang shalih.
Adapun siksaan bagi orang-orang yang melalikan shalat fardlu, saat
kematian dating yaitu:
 Mati dalam kehinaan.
 Mati dalam kelaparan.
 Mati dalam kehausan walaupun diminumkan air lautan di dunia ini, tidak
akan menghilangkan rasa hausnya.
Adapun siksaan dalam kubur bagi orang yang melalaikan shalat fardlu,
yaitu:
 Dihimpit oleh kuburnya, sehingga tulang rusuk kiri dan kanan saling
bersilangan.
 Dinyalakan api di dalam kuburnya dan ia diguling-gulingkan di dalam itu
siang dan malam.
 Allah memasukkan ular berbisa bernama Syaju‟ul-aqro‟ ke dalam
kuburnya dan yang kedua matanya memancarkan api dan kukunya dari
besi yang panjang setiap kukunya sepanjang sehari perjalanan.
Adapun sisksaan pada hari kebangkitatn bagi orang yang melalaikan
shalat fardlu, yaitu:
 Dihisap denagn sangat berat.
 Dimurkai oleh Allah Swt.
 Dilemparkan ke dalam neraka (dalam hadits az-Zawajir):
“Dari Naufal bin Mu‟awiyah ra. Bahwa nabi Saw. bersabda: „Barang siapa terlepas satu shalatnya. Seolah-olah ia telah kehilangan seruluh keluarganya dan hartanya‟.” (Ibnu Hibban at-Targhib)
Marilah kita lebih meningkatkan ibadah shalat dengan mengajak anak cucu dengan segenap keluarga agar kita termasuk orang yang memperoleh janji Allah yakni kebahagiaan di dunia dan akhirat. Karena baik buruknya anak-cucu kita tergantung ikhtiar orang tua dalam mendidik dan membinanya. Mudah-mudahan kita kaum muslimin, selalu diberi Allah petunjuk untuk mengerjakan segala perintahnya dan menjahui segala larangannya.

" PESONA KELEMBUTAN ISLAM "

Di antara akhlak Nabi Saw. yang paling menonjol, beliau adalah pribadi yang lemah-lembut. Kesaksian semua orang yang pernah semasa dengan beliau, menggambarkan bahwa beliau tidak pernah berkata kasar, tidak pernah mengumpat, dan tidak pernah berlaku bengis. Bahkan, beliau Saw. tidak pernah marah, kecuali terhadap perbuatan yang melanggar kehormatan agama.
Dalam ungkapan yang singkat, Dr. Yusuf al-Qardhawi mengatakan, “Barangsiapa membaca sunnah Rasul Saw., baik dalam perkataan maupun perbuatan, maka akan menemukan pancaran kelemahlembutan dalam berdakwah dan interaksi sehari-hari.”
Ada beberapa hikmah yang bisa kita peroleh dari perangai lemah-lembut, seperti telah dicontohkan oleh Nabi Saw. Yaitu di antaranya: Pertama, kelemahlembutan bisa membuat kita menjadi pribadi yang indah. Secara garis besar, Allah Swt. mengkaruniakan dua keindahan kepada manusia: keindahan fisik, dan keindahan kepribadian. Manusia pada umumnya mudah terpukau oleh keindahan fisik. Namun, keindahan fisik ini akan segera kehilangan kesan bila tingkah-laku dan kata-katanya kasar. Di sinilah, kelemahlembutan menjadi kunci untuk mewujudkan pribadi yang indah. Nabi Saw. bersabda:
"إن الله يعطي على الرفق ما لا يعطي على العنف, وما لا يعطي على ما سواه".
“Sesungguhnya Allah memberi (keutamaan) kepada kelemahlembutan, yang tidak diberikanNya kepada kekerasan, dan tidak juga diberikanNya kepada (sifat-sifat) yang lain.” (HR. Muslim dari ‘Aisyah ra.)
Dalam kesempatan lain, Nabi Saw. bersabda:
"إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه, ولا ينزع من شيء إلا شانه".
“Sesungguhnya kelemahlembutan tidak melekat pada sebuah pribadi kecuali sebagai perhiasan, dan tidak terlepas darinya kecuali sebagai keaiban.” (HR. Muslim)
Kedua, kelemahlembutan bisa membentuk orang-orang dan lingkungan di sekitar kita. Banyak Sahabat radhiyalLahu ta’âlâ ‘anhum yang memperoleh hidayah (masuk Islam) setelah menyaksikan pribadi Nabi Saw. yang lemah-lembut. Salah satunya: Tsumâmah bin Atsâl ra.
Suatu hari, Tsumâmah yang masih musyrik tertangkap dalam sebuah peperangan melawan kaum Muslimin. Ketika Nabi Saw. menjenguk para tawanan, beliau sempat bertanya kepada Tsumâmah, “Apa yang ingin kau katakana, wahai Tsumâmah?”
Tsumâmah menjawab, “Jika kau hendak membunuhku, hai Muhammad, sesungguhnya kau membunuh seseorang yang memiliki pengaruh kuat. Jika mau berbuat baik kepadaku, maka kau berbuat baik kepada orang yang tahu berterima kasih. Dan jika kau ingin harta tebusan.......
sebutkan saja berapa pun jumlahnya, pasti akan aku bayar.”
Namun Nabi Saw. tidak memerintahkan untuk membunuh Tsumâmah, atau meminta tebusan darinya. Beliau Saw. malah mengingatkan para Sahabat ra. agar merawat Tsumâmah dan tawanan lainnya dengan baik.
Demikianlah, sampai tiga kali kesempatan Nabi Saw. menanyakan hal yang sama kepada Tsumâmah, ia terus menantang untuk dibunuh saja atau membayar tebusan dalam jumlah yang besar.
Setelah para tawanan tersebut dirawat hingga pulih kondisi mereka, alih-alih mereka dibunuh atau dimintai uang tebusan; Nabi Saw. dengan senyum mengembang malah membebaskan mereka tanpa syarat dan menyuruh mereka untuk kembali kepada keluarga masing.
Tsumâmah pun beranjak meninggalkan Nabi Saw dan para Sahabat ra. Namun tak lama berselang, ia kembali menghadap Nabi Saw., mengikrarkan keislamannya. Lalu ia berkata, “Sungguh, wahai Rasulullah, sebelum ini tiada orang yang paling saya benci di dunia selain anda. Tapi sekarang anda menjadi orang yang paling saya cintai di dunia ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, kelemahlembutan adalah pelindung hati dari noda dan penyakit kalbu. Yang perlu disadari, ketika kita berkata kasar dan mengumpat, sebenarnya kita tidak sedang merugikan orang lain. Tapi, terlebih lagi, kita sedang menodai hati kita sendiri, mengotorinya dengan kekasaran, serta membuatnya menjadi keras.
Suatu kali, Nabi Saw. tengah dudukbersama Aisyah ra. Lalu melintaslah sekelompok orang Yahudi di hadapan beliau. Tiba-tiba mereka menyapa Nabi Saw. dengan memelesetkan ungkapan “Assalâmu’alaikum” menjadi “Assâmu ‘alaika”—kebinasaan atasmu, hai Muhammad.
Mendengar serapah orang-orang Yahudi itu, Aisyah ra. naik pitam dan balik memaki mereka. Namun Nabi Saw. segera menenangkan Aisyah ra. dan memintanya agar tidak mengotori mulut dan hatinya dengan kekasaran dan kebencian. Lalu beliau memberikan alasan:
"إن الله رفيق ويحب الرفق في الأمر كله".
“Sesungguhnya Allah Swt. lembut, dan menyukai kelemahlembutan dalam segala hal.” (HR. al-Bukhari)

Lemah-lembut dalam tutur kata, lemah-lembut dalam canda, serta lemah-lembut dalam tingkah-laku ternyata merupakan salah satu keteladanan yang paling menonjol dalam diri Rasulullah Saw. Dan saat ini, dalam keseharian kita, baik dalam lingkup kehidupan sosial yang paling kecil hingga yang paling besar; betapa kita menghajatkan keteladanan ini demi terus menjaga keseimbangan sosial yang kita miliki. Toh Allah Swt. telah berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu; yaitu bagi orang-orang yang mengharap (keridhaan) Allah…” (Al-Ahzâb; 21)
Kelemahlembutan bukan indikasi ketidakberdayaan, tetapi merupakan tanda kemampuan untuk mengendalikan diri. Sebaliknya, kekasaran bukan tanda kekuasaan, namun tanda kerapuhan emosional dan kelemahan kepribadian.
Pada titik singgung ini, Nabi Saw. bersabda:
"إذا أحبّ الله عبدا أعطاه الرفق. وما من أهل بيت يحرّمون الرفق إلا حرّموا الخير".
“Apabila Allah Swt. menyukai seorang hamba, maka Ia akan mengkaruniainya kelemahlembutan. Dan barangsiapa dari keluargaku yang mengharamkan/menjauhi kelemahlembutan, maka sesungguhnya dia telah menjauhi kebaikan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

" MENJAGA DIRI DENGAN IBADAH "

“Wahai manusia sembahlah tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu agar kamu bertaqwa” (Al-Baqoroh : 21)
Wahai manusia “An-Nas” artinya semua manusia. Kata jamak dari “al-Insan”. Dalam bahasa Arab kata yang diawali dengan alif-lam (AL) menunjukkan arti istighaq yang berarti seluruh manusia. Seperti kata al-Hamdu, yang berarti segala pujian, al-A’mal artinya segala amalan, dan seterusnya.
Yang dimaksud adalah manusia secara keseluruhan. Baik laki-laki maupun perempuan, baik yang besar atau yang kecil, kaya atau miskin, rakyat atau pejabat, bahkan baik yang mukmin atau yang kafir sekalipun diperintah oleh Allah SWT dalam ayat ini untuk beribadah dan taat kepada-Nya dengan seruan “u’budu robbakum !”
Allah menciptakan langit, bumi, jin, malaikat, binatang, zat padat, cair dan gas serta segala jenis makhluk. Semua makhluk ciptaan-Nya diperintahkan untuk tunduk pada perintah-Nya. Dalam ayat ini Allah hanya menyeru khusus kepada manusia, karena memang kebanyakan manusia menyimpang dari menyembah-Nya. Mayoritas manusia memang sesat dari jalan kebenaran yang diturunkan Allah sehingga perlu untuk diseru.
Sembahlah Tuhanmu ! Manusia diperintah untuk menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya semata. Perintah ibadah hukumnya fardhu’ain untuk semua manusia dan jin. Dengan seruan; u’budu robbakum ! ada pertanyaan, apakah perintah ibadah itu hanya sholat ? apakah ibadah itu sebatas baca al-Qur’an? Zakat, puasa, hajji, dzikir dan sebagainya ? Tentu tidak.
Namun bagaimana kalau amal yang tidak diperintahkan secara syar’i seperti makan, minum, berpakain dan masalah-masalah keduniaan yang lain? Jumhur ulama mengatakan tetap ada nilai ibadahnya manakala hal itu dilakukan untuk taqorrub kepada Allah SWT. Sehingga arti ibadah menjadi lebih luas.
Sedangkan Fudhail bin ‘iyadh mengatakan, bahwa syarat diterimanya ibadah ada dua, yakni ikhlas dan ittiba’ rosul. Ikhlas ibadahnya tapi tidak mencontoh nabi tidak akan diterima. Demikian pula sebaliknya ibadahnya sesuai benar dengan contoh nabi tapi tidak ihklas juga tidak diterima. Antara ikhlas dan ittiba’ semuanya harus ada.
Arti ibadah secara luas yakni segala hal yang mencangkup ucapan, sifat dan perbuatan yang dicintai dan diridhoi Allah SWT baik secara lahir maupun bathin. Sebagaimana hal
ini yang diterangkan oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Pernyataan ikrar bahwa kita beribadah adalah ucapan kita dalam setiap roka’at di saat membaca surat al-fatihah; “hanya kepada-Mu kami menyembah ya Allah, dan hanya kepada-Mu pula kami mohon pertolongan”.
Sehingga ibadah berarti bahwa cinta dan benci hanya karena Allah, berharap hanya kepada Allah, takut hanya kepada Allah, berserah diri, tawakkal hanya kepada Allah, taat dan tunduk semata kepada Allah saja, menyandarakan cita-cita dan orientasi tertinggi hanya kepada Allah. Sebagaimana yang dikatakan syeikh Yahya al-Hakami; tidaklah dinamakan ibadah sehingga terkumpul di dalamnya tiga hal; takut, cinta dan ketundukan. Tidak dinamakan ibadah jika ia hanya takut atau hanya cinta namun tidak ada ketundukan.
Seorang ahli ibadah tidak harus selalu di atas sajadahnya. Seorang ‘abid tidak mesti melakukan ibadah ritual terus menerus tiada henti sebagaimana yang dilakukan oleh para pengikut tarikat sufiyah, dan tidak memperhatikan urusan dunia, sampai-sampai menelantarkan anak-anak dan istrinya. Tidak.
Hal seperti itu pernah terjadi pada zaman nabi Muhammad, yakni sahabat yang bernama Abu Darda’. Namun langsung diluruskan oleh sahabatnya Salman al-Farisi. Sehingga mereka menjadi manusia-manusia yang ahli ibadah sekaligus para penguasa dunia. Mereka diibaratkan sebagai malaikat di malam hari dan singa gurun di siang hari. Hati-hati mereka suci mnembus akhirat sedangkan tangan-tangannya menggenggam dunia. Jadilah sosok-sosok unggul seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan sahabat-sahabat yang lain. Jadilah igure Abdurrahman bin Auf yang dahulunya miskin. Disamping ia ahli ibadah ia juga saudagar kaya penguasa pasar Madinah. Bilal yang sebelumnya sebagai Budak hina menjadi gubernur Madinah. Umar bin Khotob seorang yang ahli ibadah sampai syetanpun takut ketemu umar ia juga sebagai kholifah penakhluk daratan Eropa hingga Asia. Ekspansi Islam pada zamannya dari Andalusia barat hingga China timur.
Mereka adalah umat terbaik, generasi didikan langsung nabi yang terbaik dalam semua hal Islam; aqidah, ibadah, muamalah, dakwah, manhaj, akhlaq, etos kerja, disiplin, tanggung jawab, dan sebagainya.
Yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu Siapa tuhanmu? Yaitu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kita, dari bapak-ibu,
kakek-nenek kita, buyut, moyang dan seterusnya. Di sini Allah SWT mendidik manusia dengan tauhid Rububiyyah. Yaitu meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya tuhan yang maha mencipta, ia pula yang memelihara ciptaan-Nya, menjamin rejekinya, mengaturnya, menjaganya, dan maha berkuasa kepada ciptaan-Nya. Kuasa untuk menghidupkan, mematikan, memuliakan, menghinakan dan sebagainya. Tiada yang kuasa melawan kebesaran-Nya.
Setelah manusia tahu dan sadar akan tauhid rububuyyah ini maka tidak ada alasan lagi untuk tidak menyembah-Nya. Setelah tahu siapa tuhan itu sebenarnya maka tidak mungkin manusia sebagai makhluk yang lemah lalai akan perintah-Nya. Tidak patut manusia sebagai hamba yang lemah tidak taat kepada tuhan yang maha Besar. Sehingga manusia sadar dengan sesadar0sadarnya makna hidup ini; siapa yang menghidupkan dahulu, untuk apa hidup ini dan kemana hidup ini.



Agar kamu bertaqwa Taqwa berasal dari kata: waqo – yaqi – wiqoyatan, artiya menjaga. Kita beribadah kepada Allah supaya diri kita terjaga. Terjaga dari apa? Terjaga dari dosa-dosa, terjaga dari perbuatan yang tidak pantas, terjaga dari siksa api neraka.
Arti ibadah adaalh semua yang ucapan ataupun perbuatan yang dicintai dan diridhoi Allah SWT dan arti taqwa juga menjaga diri, maka seorang abid hendaknya mampu menjaga dirinya dari segala hal yang dibenci dan tidak diridhoi Allah SWT.
Ibadah seeorang dikatakan berhasil apabila mampu mengantarkan pelakunya menjadi bertaqwa. Oleh karena itu semakin baik dan benar kualitas ibadah seseorang dia pasti semakin menjaga diri. Ia kian hati-hati agar tidak terperosok kepada hasutan hawa nafsu, terjerumus kepada bisikan syetan, maksiyyat, bid’ah dan kemusyrikan.
Seorang yang kualitas ibadahnya baik tentu semakin pula mampu menjaga anggota badannya dari dosa-dosa. Ia jaga lisannya, matanya, telinganya, tangannya, kakinya, hatinya dari sesuatu yang Allah benci. Jika tidak demikian. Maka bisa dipastikan ada yang salah dalam ibadahnya. Mungkin ibadahnya selama ini riya’, atau hanya rutunitas pragmatis, atau tujuannya hanya materi dunia, atau tercampuri bid’ah dan tidak sempurna sunnah-sunnahnya.
Mudah-mudahan semua ibadah kita bisa diterima oleh Allah SWT dan mampu mengantarkan kita kepada taqwa. Amiin ya mujibas sailin.

Minggu, 11 September 2011

HALAL BIHALAL

Dengan diprakarsai oleh Kelompok Ibu-ibu jama'ah Khotmil Qur'an Kecamatan Mappedeceng dilaksanakan Acara Halal Bihalal pada hari Ahad 11 September 2011 bertempat di Masjid Nurul Huda Desa Cendana Putih. Acara dimulai pada pukul 09.30. Hadir dalam acara tersebut Bapak Camat Mappedeceng dan masyarakat muslim Cendana Putih. Sebelum acara inti ditampilkan Da'i Cilik yang bernama Eky Cahya Pratama dengan judul ceramahnya Pertanggungjawaban manusia di hari akhirat. Sebagai pembawa acara inti oleh Bpk Ustadz Rohimin , S.Ag pembina jama'ah khotmil Qur'an.
Dalam ceramahnya ditekankan bahwa kita manusia wajib menuntut ilmu/mengaji. Mengaji diistilahkan dengan kata ngoji (=jawa) yang artinya ngo= songo (baca sembilan) ji= siji (baca satu). Dalam diri manusia ada 9 lubang yang harus dipelihara dan dijaga dari perbuatan tercela dengan cara memberikan isi dengan aqidah dan akhlak terpuji yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, yaitu dengan mengaji ajaran agama Allah swt. Selain itu juga membangkitkan semangat memperbaharui keimanan, jangan terlena dengan gemerlapnya dunia yang sementara. Seperti yang dipesankan oleh syair wali songo...
" Lir ilir Lir ilir tandure wus sumilir tak ijo royo royo tak sengguh temanten anyar yang maksudnya kurang lebih Bangun dengan semangat mengisi kehidupan yang lebih baik dengan melaksanakan perintah Allah swt. masih ada lanjutannya....

Kamis, 01 September 2011

"SHALAT IDUL FITHRI 1432 H DI MASJID NURUL HUDA"

Pada Hari Rabu 31 agustus 2011 dilaksanakan Shalat Idul Fithri 1 Syawal 1432 H di Masjid Nurul Huda Cendana Putih. Jama'ah id yang hadir diperkirakan mencapai 1200 orang. Sebagian jama'ah berasal dari Desa tetangga Cendana Putih Satu yang belum berhari raya hari Selasa. Dalam acara Shalat id tersebut yang bertindak sebagai Khatib adalah Ketua Ta'mir Masjid Nurul Huda sekaligus sebagai Imam Shalat id. Dalam khutbahnya mengajak kepada para jama'ah untuk senantiasa bersyukur kepada Allah swt, atas berkat Rahmat dan nikmat iman , islam dan usia serta kesempatan dan kemudahan yang diberikan-Nya sehingga masih dapat menikmati bulan Ramadhan 1432 H yang lalu. Serta mengajak jama'ah untuk memohon kehadirat Allah swt agar masih dapat bertemu kembali bulan Ramadhan di tahun yang akan datang. Karena kita tidak mengetahui kapan ajal akan menjemput kita. Khatib mengajak berdo'a sbb : Ya Allah, kami tak tahu kapan ajal kami tiba. Ya Allah, tapi kami masih menginginkan bisa bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Ya Allah, bulan Ramadhan cepat sekali berlalu. Kami merasakan seakan baru kemarin bulan Ramadhan itu datang, tapi kini ia telah pergi. Ya Allah, kami berharap itu bukan pertemuan kami yang terakhir dengan bulan Ramadhan. Kami masih menginginkan berjumpa dengan bulan Ramadhan, yang penuh berkah ini ya Allah.Memang kita semua masih mengingingkan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Tapi rasanya tak mungkin kita semuanya bisa bertemu lagi. Pasti di antara kita ada yang segera dipanggil oleh Allah, sebelum bulan Ramadhan datang lagi.Mungkin anak kita. Mungkin orang tua kita. Mungkin Isteri kita. Mungkin suami kita. Mungkin sahabat kita. Bahkan, mungkin diri kita sendiri.Bulan Ramadhan adalah bulan yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan, maka aplikasinya itulah yang harus kita wujudkan dalam sebelas bulan ke depan.Dan sesungguhnya inilah, yaitu pasca Ramadhan, yang menentukan ibadah kita di bulan Ramadhan itu berhasil atau tidak. Apakah puasa yang kita lakukan ada pengaruhnya dalam kehidupan kita setelah Ramadhan? Apakah shalat tarawih yang kita laknasanakan ada dampaknya? Apakah shalat jama’ah yang kita lakukan akan berlanjut di luar ramadhan ? Bacaan Al-Qur’an yang kita lakukan di bulan Ramadhan apakah ada bekasnya? Atau semuanya itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan? Kalau semua itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan, maka itulah yang disinyalir oleh Nabi Muhammad Saw:
“Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Dan banyak yang melakukan shalat tarawih, juga tak dapat apa-apa kecuali hanya begadang saja.” (Hr. Ahmad)
Di bulan Ramadhan, dengan puasa, kita telah dilatih untuk hidup dengan sangat berhati-hati. Bukan saja dalam persoalan yang makruh dan yang haram, tapi sampai dalam persoalan yang mubah dan halal. Kita tidak saja menjauhi makanan yang haram dan perzinaan dengan perempuan atau laki-laki lain. Tapi kita dilatih mengendalikan diri untuk makan makanan yang halal yang telah menjadi milik kita dan juga berhubungan dengan isteri atau suami yang sah. Silakan dibayangkan betapa sangat hebat pendidikan puasa ini. Kalau kita telah mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang halal, maka tentu saja seharusnya lebih mampu untuk mengendalikan diri dari hal-hal yang jelas-jelas haram. Inilah jalan menuju ketakwaan.
Rasulullah bersabda:
“Tidaklah seseorang bisa mencapai derajad takwa, sehingga ia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak berguna karena takut terjerumus kepada sesuatu yang berbahaya.” (Hr. Tirmidzi)
puasa, mengantarkan kita sampai pada derajat ihsan. Yaitu, beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, atau paling tidak merasa dilihat oleh Allah. Tentu saja kondisi yang sedemikian amat positif dari ajaran puasa, tak boleh sirna bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan. Allah ingin agar kita tetap berhati-hati seperti itu di bulan-bulan-Nya yang lain. Marilah kita bayangkan, prilaku kehati-hatian yang sedemikian sangat hebat itu andaikata benar-benar mewarnai kehidupan kita secara umum. Masya Allah.....
maka betapa indahnya kehidupan ini. Marilah kita bayangkan di daerah dan di negeri kita ini, apa yang tejadi bila kita mengejahwantahkan ajaran puasa ini. Sehingga, kita tidak ada yang berbuat mubazir, tidak makan yang haram, tak ada perzinaan dan perselingkuhan, tak ada judi, tak ada minum-minuman keras, tak ada korupsi atau kolusi meski Rp 100, sebagaimana kita tak mau minum air meski hanya setetes karena takut puasa menjadi batal.Dan itu kita lakukan dengan penuh kesadaran, bukan karena ada polisi, bukan karena ada jaksa, bukan karena ada KPK, pendek kata bukan semata-mata karena adanya penglihatan manusia, tapi karena kita merasa di awasi oleh Allah yang Maha Melihat, maka betapa kira-kira adil dan makmurnya daerah dan negeri kita ini. Pastilah benar-benar terwujud kemanan, kesejahteraan dan kedamaian. Tampil menjadi daerah dan bangsa yang sangat maju dan terdepan.
Kalau itu terjadi, dan memang harus kita upayakan agar bisa terwujud, maka persoalan ekonomi, persoalan kekayaan alam, persolan lapangan kerja, dengan sendirinya tak akan ada masalah.
Semua masalah terjadi sesungguhnya adalah karena tak terkendalikannya hawa nafsu.
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, (mereka durhaka dengan banyak berbuat dosa), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf: 96).Di samping itu, Ramadhan telah mendidik kebersamaan kita semua. Betapa dengan semangat kebersamaan semuanya menjadi ringan dan penuh berkah. Puasa mudah kita lakukan karena kita lakukan bersama-sama. Shalat tarawih pun mudah kita laksanakan, karena kita lakukan dengan berjama’ah. Zakat, infaq dan sedekah serta pelbagai amal kebajikan pun kita lakukan dengan semangat kebersamaan ini. Semangat kebersamaan ini tak boleh berakhir dengan berakhirnya Ramadhan. Shalat lima waktu harus tetap kita lakukan dengan berjamaah.
Adalah sangat aneh bila kita telah berhasil melakukan shalat terawih dengan berjama’ah di masjid, yang itu hukumnya sunnah, lalu setelah itu untuk shalat wajib khususnya isya’ dan shubuh tak kita tunaikan berjama’ah di masjid.
Ramadhan telah menjadi momentum untuk memakmurkan masjid. Maka salah satu dari hasil pendidikan Ramadhan adalah tetap makmurnya masjid-masjid kita. Kalau masjid-masjid kita kembali sunyi dan sepi, maka berarti tak ada bekas yang tinggal dalam kehidupan kita ini. Masjid yang sepi pertanda masyarakat itu hati-hatinya terkunci. Dan bila masjid sepi dan hati terkunci, maka jangan salahkan bila kita menderita kesulitan ekonomi. Bukan karena sumber ekomoni itu yang sedikit, tapi karena hati kita yang keras dan tandus, maka tanah yang subur tiadalah berarti. Percayalah, bahwa masyarakat yang memakmurkan masjid niscaya dimakmurkan Allah.
Tapi masyarakat yang berani menelantarkan masjid dan menolak Undangan Allah, menolak seruan Allah, maka sudah sepantasnya bila mendapatkan teguran dari Allah.
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menguasai antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. (Al-Anfal: 24) Di samping shalat lima waktu kita lakukan berjama’ah, kami menyerukan zakat pun seharusnya kita lakukan secara berjama’ah. Salurkan zakat lewat lembaga resmi yang ada. Kalau ini kita lakukan maka akan terkumpul dana zakat yang sangat besar, yang pada gilirannya akan banyak bisa menyelesaikan persoalan kemiskinan dengan signifikan. Ibarat seperti sapu. Ketika lidi-lidi itu diikat menjadi sebuah sapu, maka sapu itu bisa digunakan untuk membersihkan lantai yang sangat luas dan jalan amat panjang.Tapi bayangkan apa artinya sebuah lidi atau lidi-lidi yang berserakan tak diikat rapi, tentu tak ada gunanya. Bahkan bisa hanya manambah sampah. Itulah maka jangan ada lagi yang merasa puas dengan menyalurkan zakat secara individual. Sebagaimana, sangat keliru kalau ada seorang lelaki yang mengatakan saya tidak ke masjid karena saya bisa shalat lebih khusyu’ di rumah. Ini adalah bisikan syetan. Imam Ali mengatakan: “Al-Haqqu bilaa nidhaamil yaghlibuhul baathil binidham.” (Kebenaran yang tak ditata rapi bisa dikalahkan dengan kebatilan yang diatur rapi).Al-Qur’an pedoman bagi manusia yang masih hidup. Al-Qur’an juga tak boleh hanya kita buka ketika kita mencari tahu tentang kehidupan akhirat. Justru Al-Qur’an harus kita buka ketika kita ingin tahu bagaimana seharusnya kita hidup di dunia ini. Berkaitan dalam aspek-aspek kehidupan ini, kita harus membuka Al-Qur’an. Soal ekonomi kita harus membuka Al-Qur’an. Soal hukum kita harus membuka Al-Qur’an. Soal pemerintahan kita harus membuka Al-Qur’an. Soal politik kita harus membuka Al-Qur’an. Soal pendidikan kita harus membuka Al-Qur’an. Soal berkuarga kita harus membuka Al-Qur’an. Dan seterusnya dalam semua hal. Karena, dari bagaimana kita masuk WC hingga mengurus negara, Al-Qur’an telah memberikan petunjuk yang sangat jelas dan sempurna. Al-Qur’an adalah surat dari Allah untuk kita. Maka marilah seterusnya kita baca Al-Qur’an sebagaimana layaknya kita membaca surat.Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Al-Isra’: 9)Secara khusus kita harus mengatakan kepada kaum wanita bahwa selama bulan Ramadhan kaum wanita telah banyak yang menyesuaikan diri secara fitrah. Yang biasa memamerkan aurat dan buka-bukaan, di bulan Ramadhan sadar bahwa itu adalah tak baik. Maka ini hendaklah terus dipertahankan. Kita harus sadar bahwa pornografi dan porno aksi itulah biang dari pergaulan bebas, penghinaan terhadap martabat wanita dan kehancuran akhlak.
Wahai kaum wanita anda semua adalah benteng dan tiang negara. Di tangan andalah harkat dan martabat bangsa. Anda adalah guru pertama bagi setiap anak manusia. Dan, oleh karena itu, surga adalah di bawah telapak kaki kaum ibu. Tapi tentu saja kaum wanita yang berakhlak. Bukan kaum wanita pengumbar syahwat. Bukan kaum wanita yang selalu tampil pamer aurat.
Kami menyerukan, janganlah hari yang suci ini segera kita nodai dengan acara-cara yang mengumbar syahwat. Marilah kita jaga kesucian ini sampai mati. Ketahuilah, bahwa kini kebudayaan materi dan syahwat itu telah di ambang kehancuran. Sudah banyak perempuan-perempuan yang sadar tak mau lagi diperalat dan diperjualbelikan kehormatannya oleh kaum lelaki yang binal. Orang-orang Barat telah banyak yang insyaf bahwa materi ternyata tak membawa kebahagiaan. Maka marilah kita bangun daerah kita ini dengan akhlak yang mulia. Moral yang tinggi. Sopan santun yang luhur. Budi pekerti yang yang terpuji. Insya Allah dengan demikian daerah dan bangsa kita bisa tampil maju memimpin peradaban dunia dengan cahaya ilahi.Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (Al-Ahzab: 70-71)Mari kita berharap semoga Allah berkenan menerima ibadah-ibadah yang telah kita lakukan. Dan marilah kita mohon ampun atas kekurangan-kekurangannya. Kita juga mari saling maaf-memaafkan. Kami pun mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Kami tak ingin, kecuali terus melakukan kebaikan sepanjang kami masih memiliki kemampuan. Maka marilah kita terus bekerjasama dalam kebajikan dan takwa, dan kita jauhi bersekongkol dalam dosa dan permusuhan. Mari kita songsong masa depan yang lebih baik.

Selamat jalan Ramadhan..., dan semoga kita masih bisa bertemu kembali...
Semuanya, mari kita bersimpuh mohon ampun serta berdo’a kepada Allah.
Al-Faatihah...!
Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami dan saudara-saudara kami kaum muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.
Ya Allah hanya kepada-Mu kami mengabdi, hanya kepada-Mu kami sholat dan sujud, hanya kepada-Mu kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut akan azab-Mu karena azab-Mu pasti menimpa kaum fasiq.
Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jangan jayakan orang-orang kafir atas kami.
Ya Allah Yang menyelamatkan Nuh dari taufan badai dan banjir yang menenggelamkan dunia,Yang menyelamatkan Ibrahim dari kobaran api menyala, Yang menyelamatkan Isa dari salib kaum durjana, Yang menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan, Yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan ahzab angkara murka… Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin...3X
Ya Allah Yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah lindungi kami, masyarakat kami dan anak-anak kami dari berbuat dosa. Jangan segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat idul fitri seperti ini lagi.
Ya Allah memang kami kini bergembira, tapi kami juga sedih. Sedih jangan-jangan kami tak bertemu Ramadhan lagi. Sedih jangan-jangan ini adalah idul fitri yang terakhir bagi kami. Kami khawatir setelah Ramadhan syetan-syetan banyak berkuasa lagi.
Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikanlah duka sebagai awal kebahagiaan, dan sirnakanlah rasa takut menjadi rasa tentram, dan rasa cemas menjadi penuh harapan. Ya Allah, dinginkan panasnya hati ini dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan. Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan jahat dengan secercah kebenaran. Hempaskan semua tipu daya syetan dengan bantuan bala tentara-Mu, ya Allah.
Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua. Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakkal. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-Mu-lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya, Allah tolonglah saudara-saudara kami yang sedang sakit, dilanda kesedihan dan musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah dan para fakir-miskin. Anugerahkan kebahagian kepada mereka. Siramilah dengan rezeki yang melimpah dari sisi-Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan meyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.
Ya Allah kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah pada jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu dan ikatlah di atas janji setia demi membela syari’at-Mu. Ya Allah padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu yang beriman.
Ya Allah lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa yang dholim, fasiq dan kafir. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertaqwa, yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, yang mau merapkan syariat-Mu, yang membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoi.
Ya Allah selamatkanlah masyarakat kami dan jadikan kami semua sebagai hamba-hamba-Mu yang mendirikan Shalat.....
Ya Allah selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami dan ummat ini dari badai krisis, fitnah, bencana dan dosa yang membinasakan.
Ya Allah janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan tetapkankan hati kami atas agama-Mu.
Ya Allah jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu, jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal kami. Ya Allah limpahkanlah rahmat, ampunan dan hidayah-Mu kepada Kami semuanya. Aamiin..aamiin ya Rabbal ‘alamin..

Selasa, 23 Agustus 2011

MERAIH TAQWA DENGAN PUASA RAMADHAN

Mengapa puasa Ramadhan direkomendasikan oleh Allah untuk menjadi sarana untuk mencapai derajat takwa? Karena di dalam bulan Ramadhan terkumpul hampir semua aktifitas peribadatan. Selain puasa, ada shalat Tarawih, shalat Witir, tilawatil Qur`an, kajian keislaman, zakat, infaq, shadaqah, dan i’tikaf. Selain itu, balasan pahala di bulan Ramadhan juga dilipatgandakan untuk merangsang umat Islam meningkatkan amal salehnya. Oleh karena itu, mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kerinduan dan suka cita. Siapkan diri kita untuk meraih rahmat, maghfirah, dan pembebasan dari siksa neraka.
Ada beberapa hal yang mesti kita lakukan dalam menyambut datangnya buan suci Ramadhan. Pertama, memperkuat kerinduan dan kecintaan kepada bulan suci Ramadhan dan rasa harap untuk dapat menikmati keutamaannya. Hal ini antara lain dapat diekspresikan dengan doa yang dicontohkan Rasulullah Saw. jika sudah memasuki bulan Rajab,
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan” (HR At-Tirmidzi dan Ad-Darimi).
Kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan inilah yang juga dirasakan oleh para salafush shalih. Karena begitu banyak kebaikan yang diberikan Allah Swt. di bulan Ramadhan, seperti dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dibelenggunya syetan, sehingga tidak dapat leluasa mengganggu manusia. Dan puncaknya adalah diturunkannya Al-Qur`an sebagai pedoman bagi manusia. Pada malam diturunkannya Al-Qur`an, Allah Swt. menjadikannya lebih baik dari seribu bulan.
Kedua, mempersiapkan diri, baik persiapan hati, persiapan akal, dan persiapan fisik. Persiapan hati dengan membuang penyakit-penyakit hati, mengokohkan niat, dan membulatkan tekad untuk mengoptimalkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Persiapan akal dilakukan dengan mendalami ilmu yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan, sehingga pelaksanaan ibadah Ramadhan dapat mencapai hasil terbaik. Persiapan fisik ditempuh dengan menjaga kesehatan, kebersihan rumah, kebersihan lingkungan, serta menyiapkan harta yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan.
Ketiga, merencanakan peningkatan prestasi ibadah pada bulan Ramadhan tahun ini dibandingkan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Misalkan peningkatan dalam kualitas dan kuantitas tilawah, peningkatan hafalan, pemahaman, dan pengamalan Al-Qur`an. Juga perencanaan untuk mengurangi pola hidup konsumtif.
Indikasi tercapainya ketakwaan sebagai buah tarbiyah Ramadhan dapat dilihat dari perilaku kita ba’da Ramadhan. Seseorang yang bertakwa senantiasa berupaya mencari sarana (wasilah) yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt. (QS Al-Maidah: 35). Seorang yang bertakwa selalu berkata benar (qaulan sadida) (QS Al-Ahzab: 70). Orang yang bertakwa senantiasa berteman dengan orang-orang saleh (QS At-Taubah: 119). Orang bertakwa senantiasa mengutamakan ukhuwah Islamiyah dan menjaga tali silaturrahim (QS Al-Anfal: 1). Orang bertakwa senantiasa mencari harta yang halal, tidak memakan harta riba, harta hasil KKN, dan harta-harta yang diperoleh dengan cara syubhat.
Taqwa yang menjadi tujuan utama ibadah puasa adalah solusi bagi semua krisis yang tengah melanda negeri ini. Bila para pemimpin negeri ini bertakwa, berapa banyak uang negara yang bisa diselamatkan dan digunakan untuk menyejahterakan rakyat (QS Ath-Thalaq: 2-3). Bila para birokrat bertakwa, semua urusan birokrasi dan administrasi yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat akan mudah dan lancar (QS Ath-Thalaq: 4). Wallahu a’lam bishshawab.

Senin, 08 Agustus 2011

" FADHILAH SHOLAT TARWIH "

Berikut ini fadilah- fadilah shalat tarawih, semoga bermanfaat dan bisa menambah kita menjadi semangat untuk beribadah.

1.Barang Siapa yang melaksanakan shalat Tarawih pada malam pertama ( 1 Ramadhan ), Allah Swt . akan mengampuni dosanya seperti bayi baru dilahirkan ibunya.
2.Barang siapa yang melaksanakan sholat tarawih pada malam ke 2, allah swt Akan mengampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya.
3.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawih pada malam ke 3, Malaikat akan memanggil dari bawah Arsy dan Allah akan mengampuni dosa-dosanya terdahulu.
4.Barang siapa yang melaksanakan sholat tarawih pada malam ke 4 , maka pahalanya seperti pahala orang yang membaca kitab taurat,kitab jabur,kitab injil, dan Kitab Alqur’an
5.Barang siapa yang melaksanakan shalat Tarawih pada malam ke 5, Allah akan memberikan pahala seperti orang yang sholat dimasjidil haram dan masjidil aqso.
6.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawih pada malam ke 6 , allah akan memberikan pahala seperti orang yang thowaf di baitul ma’mur dan Allah akan mengampuni dosanya.
7.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawih pada malam ke 7, allah akan memberikan pertolongan seperti pertolongan allah kepada nabi musa A.S dari fir’aun dan Hamman.
8.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 8 , allah akan memberikan pahala seperti pahala yang telah Allah berikan kepada nabi Ibrahim As.
9.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 9, Allah akan memberikan pahala seperti pahala ibadahnya Nabi Muhammad SAW
10.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 10, Allah akan memberikan rizki kebaikan dunia akhirat.
11.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 11, maka ketika ia keluar dari dunia seperti baru dilahirkan dari perut ibunya.
12.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 12, maka ia datang pada hari kiamat dan wajahnya seperti bulan purnama.
13.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 13, maka ia akan datang pada hari kiamat diselamatkan dari setiap kejelekan.
14.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 14, malaikat akan datang dan mereka bersaksi bahwa dia shalat tarawih. Maka allah tidak akan menghisabnya pada hari kiamat.
15.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 15, malaikat rohmat , Arsy, dan kursy akan membaca shalawat kepadanya.
16.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 16, Allah akan menulisnya bebas dari neraka dan masuk ke dalam surga.
17.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 17. Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala para nabi.
18.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 18, Malaikat akan memanggilnya : “Wahai Hamba Allah, sesungguhnya Allah Ridho pada engkau.
19.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 19, Allah akan mengangkat derajatnya dalam surga firdaus.
20.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 20, Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala para sahabat.
21.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 21, Allah akan membangun Rumah untuknya disurga yang terbuat dari cahaya.
22.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 22, ia akan datang pada hari kiamat dan diselamatkan dari berbagai kesusahan.
23.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 23, Allah akan membangun sebuah kota disurga untuknya.
24.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 24, Allah akan mengabulkan dari 24 Doanya.
25.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 25, Allah akan mengangkat baginya dari siksa kubur.
26.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 26, Allahk akan mengangkat pahalanya selama 40 tahun.
27.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 27, ia akan berjalan di jembatan shirothol mustaqim bagai kilat yang menyambar.
28.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 28, Allah akan mengangkatnya 1000 (Seribu) derajat didalam surga.
29.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 29, Allah akan mengabulkan 1000 (Seribu) Hajatnya.
30.Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawaih pada malam ke 30, Allah berfirman, “Wahai Hambaku, makanlah dari buah buahan surga dan mandilah disungai salsabil dan minumlah dari telaga kautsar” kemudian Allah Berfirman : “ aku tuhanmu dan engkau hambaku.

Dikutip dari Kitab Durothun Nasihin
Karangan Ustman Bin Hasan Bin Ahmad Sukr al-khaubawae


Jumat, 22 Juli 2011

MARHABAN YA RAMADHAN

Rasulullah SAW bersabda :
Wahai segala manusia ! Kalian telah dinaungi oleh bulan mulia yang penuh berkah. Dalam bulan ini terdapat satu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Allah mewajibkan puasa pada bulan itu, dan beribadah pada malam harinya dijadikan-Nya sebagai amalan tathowwu’ (yang disukai Allah). Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah pada bulan itu dengan melakukan kebajikan, niscaya dinilai sebagai seseorang yang telah menunaikan kewajiban (fardhu) pada bulan-bulan yang lain.
Barang siapa yang menunaikan suatu fardhu pada bulan Ramadhan itu, niscaya di catat sebagai seorang yang telah menunaikan tujuh puluh buah fardhu pada bulan-bulan lainnya.
Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran. Balasan (pahala) dari sikap sabar adalah sorga. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan pertolongan. Pada bulan Ramadhan ini ditambahkan rizqi bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang memberikan makanan (berbuka) kepada orang yang berpuasa, maka perbuatan itu merupakan penghapus dosa-dosanya dan memerdekakan dirinya dari api neraka. Pahala yang diperolehnya sama dengan pahala orang yang berpuasa itu sendiri, tidak dikurangi sedikitpun juga.
Para sahabat bertanya : Ya Rosulullah ! Bukankah tidak semua diantara kita mampu memberi makan kepada orang-orang yang berpuasa ?
Rasulullah Muhammad SAW pun menjawab :
Allah memberikan pahala terhadap orang yang berpuasa walaupun pemberian itu hanya sebiji kurma, segelas air putih, atau seteguk susu. Bulan Ramadhan, permulaannya merupakan rahmat, pertengahannya merupakan ampunan (maghfiroh), dan ujungnya adalah kebebasan dari api neraka. Barang siapa yang meringankan budaknya di bulan ramadhan, Allah akan mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari api neraka.

Jumat, 15 Juli 2011

Menghadapi Puasa Ramadhan 1432 H

Waktu terus berjalan, tanpa pernah berhenti. Hari yang berganti hari, bulan yang berganti bulan, dan tahun yang berganti tahun, dalam semua perputaran waktu itu Allah SWT senantiasa memberikan kenikmatan kepada kita. Setelah kenikmatan terbesar berupa iman, maka kenikmatan-kenikmatan lainnya dianugerahkan kepada kita tanpa bisa kita hitung jumlahnya, bahkan seringkali tidak kita sadari kehadirannya. Maka, marilah kita berusaha mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Marilah kita bersama-sama berupaya menjadi hamba-Nya yang bersyukur. Diantara kenikmatan itu adalah sampainya usia kita di akhir bulan Sya'ban ini.

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan istimewa. Bulan yang penuh dengan
keutamaan. Yakni bulan Ramadhan yang mulia. Pertanyaannya adalah, sudahkah kita siap dalam menyambutnya? Jika para sahabat dan salafusshalih telah mempersiapkan diri dua bulan sebelum Ramadhan tiba, sebagaimana doa yang masyhur, yang mengisyaratkan persiapan ini:
اللهم بارك لنا ف رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Ada empat persiapan bagi kaum muslimin untuk menghadapai bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan 1432 H ini.
Persiapan pertama, adalah persiapan ruhiyah. Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas. Pengokohan aqidah adalah pondasi utama dalam persiapan ruhiyah ini. Tanpa aqidah yang benar, bisa jadi seseorang justru terjatuh dalam syirik. Dan kesyirikan selamanya takkan berbuah keikhlasan. Aqidah yang benar adalah kuncinya. Karenanya surat di dalam Al-Qur'an yang kesemuanya membahas aqidah dinamakan surat Al-Ikhlas. Membersihkan hati atau tazkiyatun nafs juga hal yang urgen dilakukan dalam menyam - but tamu Allah yang istimewa ini. Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya: Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya (QS. Asy-Syams : 9)
Maka dalam waktu beberapa hari ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri (muhasabah) apakah penyakit-penyakit aqidah masih menjangkiti diri kita.
Selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya saat Ramadhan tiba dan kita benar-benar dalam kondisi ikhlas menapaki hari-hari istimewa yang dibawa oleh tamu mulia itu.
Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan Allah SWT.
من صام رمضان إيانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq 'Alaih)
Persiapan kedua adalah persiapan fikriyah. Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaik nya kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, I'tikaf, zakat, dan sebagainya.
Persipan yang ketiga adalah membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa kacau bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal.
Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya.
Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi:
الؤمن القوي خي وأحب إل ال من الؤمن الضعيف
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim, Ibnu Majah, Al-Baihaqi, dll)
Persiapan keempat adalah persiapan maliyah. Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakat maal-nya. Bahkan, jika kita mampu berumrah di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar biasa; seperti nilai haji bersama Rasulullah SAW.
Rasulullah mencontohkan bahwa beliau yang begitu dermawan di hari-hari biasa, bertambah sangat dermawan di bulan Ramadhan mengalahkan angin yang berhembus.
Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur'an. Maka sifat murah hati Rasulullah melebihi hembusan angin (HR. Bukhari)
Kedermawanan Rasulullah SAW bertambah hebat ketika bulan Ramadhan. Ini mengajarkan kepada umat beliau bahwa Ramadhan sebagai bulan yang paling utama dengan pelipatgandaan pahala amal kebajikan hendaklah dioptimalkan dengan memperbanyak infaq dan meningkatkan kualitasnya.

Selasa, 12 Juli 2011

RENOVASI MASJID NURUL HUDA

Masjid Nurul Huda dibangun sejak tahun 1984 dengan swadaya murni masyarakat muslim Desa Cendana Putih. Biaya yang telah digunakan berkisar Rp 115 juta. Pembangunan masjid tersebut belum rampung. Pada tanggal 02 Juli 2011 dilaksanakan pembongkaran atap genteng oleh Panitia bersama warga muslim karena sudah bocor. Direncakan akan diganti dengan atap multirup. Dana yang tersedia Rp 32 juta. Telah dibelanjakan multirup sebesar Rp 19 juta, belanja semen Rp 1,8 juta, kaso-kaso Rp 2,8 juta, tambahan batu merah Rp 1 juta. Sisa dana yang ada Rp 7,4 juta. Dana yang dibutuhkan untuk penyelesain atap antara lain : ongkos tukang Rp 20 juta, semen Rp 2,5 juta, bahan plafon Rp 15 juta, keramik Rp 27,5 juta, pasir Rp 1,5 juta. Biaya yang dibutuhkan seluhnya berkisar Rp 66,5 juta. Kegiatan pembangunan sebagaian dikerja kan dengan gotong royong masyarakat muslim, sebagian dikerjakan oleh tukang. Panitia berharap kepada kaum muslimin kiranya dapat membantu kami dalam penyelesaian masjid tersebut.
Atas partisipasinya Panitia menyampaikan terima kasih, semoga kita mendapatkan Ridha Allah swt, Amin





Jumat, 08 Juli 2011

ISRA' MI'RAJ

Pada hari Sabtu tanggal 25 Juni 2011 pukul 20.00 WITA PHBI Cendana Putih telah mengadakan Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad saw. Dalam acara tersebut dihadiri segenap warga muslim Desa Cendana Putih, terutama anak-anak usia SD yang paling banyak. Sebagai pelaksana kegiatan didominasi para remaja masjid. Pembawa Hikmah Isra' Mi'raj oleh Bapak Ustadz ROHIMIN, S.Ag. Beliau adalah Guru SMA Negeri 1 Mappedeceng, alumni Ponpes Lirboyo Kediri


BERUNTUNGLAH YANG BERHATI MULIA

Tadabbur Al-Quran Surah Ali Imran, ayat 29: قُلْ إِن تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّ...